TEMPO.CO , Jakarta: Mullah Akhtar Mohammad Mansour akan menjadi pemimpin baru Taliban menyusul tewasnya Mullah Omar. Kabar tersebut dikonfirmasi melalui pertanyaan dari juru bicara Taliban, Zaibullah Mujahid, Jumat, 31 Juli 2015, dilansir dari CNN.
Dalam pernyataan berbahasa Pashtun tersebut, dikatakan bahwa Mansour merupakan teman dekat dan terpercaya Mullah Omar. Mansour dinyatakan sebagai amirul mu'minin atau pemimpin kaum beriman setelah adanya konsultasi dan diskusi panjang antara dewan pemimpin Taliban dan para akademis muslim.
Mansour sebelumnya memegang jabatan kepala dewan, atau dikenal dengan Quetta Shura, yang berisi para sesepuh yang memimpin operasi Taliban dari Balochistan, Pakistan. Hal ini berdasarkan keterangan Jamestown Foundation, lembaga analisis dan riset global.
Mansour masuk dalam daftar blacklist Dewan Keamanan PBB sebagai Menteri Penerbangan dan Transportasi Sipil Taliban, serta dianggap salah satu pemimpin Taliban yang berpengaruh.
"Ia dipulangkan ke Afghanistan pada September 2006 menyusul hukuman di Pakistan. Ia terlibat perdagangan narkotika dan aktif di Provinsi Khost, Paktia, dan Paktika di Afghanistan hingga Mei 2007. Ia juga 'Gubernur' Kandahar bagi Taliban pada Mei 2007," berdasarkan isi dokumen PBB tersebut.
Dokumen tersebut juga mengungkapkan bahwa Mansour merupakan orang yang bertanggungjawab dalam perekrutan tentara Taliban untuk memerangi pemerintah Afghanistan. Sebelum ia ditunjuk sebagai deputi Mullah Omar pada 2010, dia merupakan ketua urusan militer bagi dewan militer Taliban regional yang mengawasi operasi di Provinsi Nimruz dan Helmand.
Para sumber di barat mengatakan pemimpin Taliban senior bertemu di Quetta, Pakistan, selama seminggu ini untuk mendiskusikan kematian Omar dan diskusi tentang proses perdamaian Afghanistan-Taliban yang sedang berlangsung.
Taliban sendiri sudah membenarkan kematian Mullah Omar berdasarkan rilis yang dikeluarkan oleh juru bicara Zabiullah Mujahid, Kamis, 30 Juli 2015.
Diskusi tentang proses perdamaian Afghanistan-Taliban terpaksa ditunda oleh Menteri Luar Negeri Pakistan yang memfasilitasi diskusi ini."Melihat laporan meninggalnya Mullah Omar dan ketidakpastian yang dihasilkan, sesuai dengan permintaan pemimpin Taliban, diskusi kedua tentang proses perdamaian Afghanistan-Taliban yang dijadwalkan 31 Juli 2015 di Pakistan, ditunda," kata dia.
NIBRAS NADA | CNN