TEMPO.CO, Jakarta - Pelukis post-impresionisme asal Belanda, Vincent van Gogh, meninggal 125 tahun silam, tepatnya pada 29 Juli 1890. Dia diduga bunuh diri dengan menembakkan dadanya dengan revolver di usia 37 tahun, meskipun banyak spekulasi lain soal kematiannya yang misterius. Terlepas dari semua itu, van Gogh tetap diakui sebagai salah satu pelukis paling berpengaruh di dunia.
Seperti dilansir di laman pbs.org, pada 29 Juli 2015, kota Amsterdam, Belanda, bahkan mengadakan pameran untuk mengenang hari kematiannya. Sebanyak 50.000 bunga dahlia disusun sedemikan rupa hingga membentuk potret diri van Gogh.
Bunga-bunga tersebut disusun menyerupai teknik melukis van Gogh yang menonjolkan warna terang dan goresan kuas yang kasar. Adapun bunga dahlia dipilih karena bunga tersebut sering menjadi objek lukisan pria yang pernah mengalami gangguan jiwa semasa hidupnya ini.
Selain lukisan bunga, warga Amsterdam juga menghias jalan setapak berputar sejauh 335 meter dengan teknik pencahayaan sehingga menyerupai corak pada lukisan Starry Night yang dilukis van Gogh pada Juni 1889. Perayaan ini berlangsung selama sepekan.
Selain Belanda, Prancis juga mengenang kematian van Gogh, tepatnya di desa Auvers-sur-Oise, tempat van Gogh dimakamkan bersama adiknya, Theodore. Di sana, anggota keluarga meletakkan bunga matahari di atas makam mereka.
Lalu, Van Gogh Museum dan Institut Van Gogh di desa itu menggelar acara untuk memamerkan karya-karya terkenal van Gogh dan tempat-tempat yang jadi inspirasinya, seperti kamar di Auberge Ravoux.
Ada juga Van Gogh Europe Foundation yang turut terlibat dengan mengangkat tema “125 Years of Inspirations”. Yayasan tersebut menggelar acara kunjungan ke tempat-tempat di mana van Gogh pernah tinggal dan bekerja, seperti di Belanda, Belgia, dan Prancis.
Selain itu, Van Gogh Museum juga merilis "The Vincent van Gogh Atlas" pada 29 Juli 2015. Atlas itu memperlihatkan perjalanan Van Gogh dari kampung halamannya di Zundert, Belanda hingga Auvers-sur-Oise, Prancis.
Semasa hidupnya, lukisan van Gogh tidak laku bahkan dihina karena tekniknya dianggap menentang mainstream pada saat itu. Namun setelah kematiannya, lukisan van Gogh pun diakui sebagai seni tinggi sehingga namanya mustahil untuk dilewatkan dalam perbicangan seputar sejarah seni.
Bahkan lukisan potret Dr. Gachet berhasil terjual seharga 82,5 juta US dolar atau sekitar Rp 959 miliar.
LUHUR TRI PAMBUDI | PBS