TEMPO.CO, Los Angeles - Dua geng di Los Angeles, Amerika Serikat, dilaporkan telah menandatangani kesepakatan taruhan dalam kontes pembunuhan. Geng yang dapat membunuh seratus orang dalam seratus hari akan memenangi perlombaan tersebut.
Pengguna media sosial memperingatkan akan perjanjian ini dengan menyebarkan tanda pagar 100Days100Nights. "Taruhan antara geng dari Western dan Normandie Avenues membuat banyak orang yang tak bersalah harus mempertaruhkan hidup mereka selama seratus hari," demikian laporan The Daily Beast seperti dikutip dari Mail Online, Rabu, 29 Juli 2015.
Taruhan mengerikan itu diduga disepakati pekan lalu menyusul kematian anggota geng Rollin 100, yakni "KP".
Sumber dari kepolisian mengatakan kepada Daily Beast bahwa informasi taruhan yang diunggah ke Instagram dan Twitter itu telah ditanggapi serius oleh polisi. Pejabat Departemen Kepolisian Los Angeles menyebarkan banyak personelnya ke wilayah tersebut.
Times melaporkan tingkat kekerasan semakin tinggi selama akhir pekan ini setelah salah seorang tewas dan 12 menderita luka-luka dalam lebih dari enam penembakan di Distrik 77th Street--tempat terdapat beberapa lingkungan paling keras di Los Angeles.
Seminggu sebelumnya, seorang wanita dan dua anak laki-laki, berusia empat dan sebelas tahun, dilaporkan terluka. Mobil mereka ditembak seorang pria bersenjata, yang masih buron, di Blok Barat 2000 99th Street.
Pada Sabtu lalu, Anthony Alonzo Cudger, 47 tahun, ditembak dan dibunuh setelah tersangka menuju mobilnya dan menembakinya sebelum meninggalkan tempat kejadian. Masih ada banyak kasus pembunuhan dan percobaan pembunuhan lain yang terjadi di seputar wilayah itu.
Polisi masih menyelidiki motif penembakan tersebut. Namun sumber-sumber yang berasal dari masyarakat percaya bahwa perdebatan yang terjadi dalam pemakaman salah seorang anggota geng Rollin itu dapat menjadi alasan yang paling masuk akal.
Salah satu anggota keluarga KP mengatakan KP tidak berpartisipasi dalam kegiatan Rollin meski berhubungan dengan geng itu. Dia juga mengatakan hidup KP berubah setelah kelahiran anaknya.
"Informasi ini membuat dia terlihat seperti orang jahat. Bukan dia yang memulai dan terbunuh karena taruhan itu. Dia tidak punya kendali atas apa yang terjadi dalam #100Days100Nights," kata anggota keluarga KP, yang tak mau namanya dipublikasikan, kepada The Daily Beast seperti dikutip dari Mail Online.
DAILY MAIL | MECHOS DE LAROCHA