TEMPO.CO, Kuala Lumpur - Wakil Perdana Menteri Malaysia Muhyiddin Yassin kehilangan jabatannya, Senin, 27 Juli 2015 setelah dipecat bosnya, Perdana Menteri Najib Razak, karena mendesak pemimpin negeri itu menjelaskan mengenai skandal korupsi di perusahaan milik negara, 1Malaysia Development Berhad (1MDB).
Usai pemecatannya dalam reshuffle kabinet, Muhyiddin mengatakan koalisi pemerintah bakal mengalami kekalahan pada pemilihan raya mendatang jika Najib dan rekan-rekannya tidak dapat menyelesaikan isu korupsi dengan baik.
Najib mengganti posisi Muhyiddin dengan Menteri Dalam Negeri Zahid Hamidi, seorang politikus sayap kanan yang juga anggota partai politik Organisasi Nasional Malaysia Bersatu (UMNO). Partai politik ini pemegang kekuasaan pemerintah Malaysia sejak merdeka dari Inggris pada 1957.
Kantor berita milik pemerintah Bernama dalam laporannya Selasa, 28 Juli 2015 mengatakan Najib juga memberhentikan Jaksa Agung Abdul Gani Patail yang terlibat dalam investigasi perusahaan karena mengaitkan skandal rasuah itu dengan dirinya.
Najib yang meluncurkan 1MBD pada 2009 menolak keras berbagai anggapan bahwa ada kesalahan urus dalam mengelola perusahaan pelat merah tersebut.
Mengenai perusahaan tersebut, Najib meminta kepada wakilnya dan para pejabat lain, Senin, 27 Juli 2015 agar berhenti berkomentar soal skandal bantuan investasi. "Apa yang mereka sampaikan kepada publik bakal dapat mengikis dukungan masyarakat kepada pemerintah," ucapnya.
AL JAZEERA | CHOIRUL AMINUDDIN