TEMPO.CO, Budapest - Tingginya perpindahan pemuda Hungaria ke luar negeri membuat pemerintah negara itu waswas. Pemerintah pun memberi iming-iming agar pemudanya mau tetap bertahan di dalam negeri.
Pemerintah Hungaria membuat kampanye dengan jargon "Ayo pulang, para pemuda!" untuk membujuk warganya yang tinggal di luar negeri agar kembali. Program ini dipromosikan dalam sebuah acara di London, Inggris, pada 28 Juni 2015.
Melalui program itu, pemerintah Hungaria menjanjikan tiket pesawat pulang gratis dan uang saku bulanan bagi para pemuda sebesar 100 ribu forint atau sekitar Rp 4,6 juta. Uang bulanan itu diberikan selama setahun penuh. Selain itu, Hungary Today melaporkan, pemerintah akan mengatur pekerjaan yang dekat dengan rumah bagi para pemuda yang ingin kembali.
Badan Statistik Hungaria memperkirakan 31.500 pemuda telah meninggalkan negara itu sepanjang 2014. Jumlah ini meningkat drastis sebanyak 46 persen dari tahun sebelumnya.
Secara keseluruhan, 350 ribu warga Hungaria bekerja di luar negeri. Sebagian besar dari mereka adalah pemuda belum menikah. Perpindahan itu diklaim terjadi karena banyak yang merasa tak nyaman di bawah kepemimpinan Perdana Menteri Viktor Orban.
Survei pada pemuda di dalam negeri bahkan menyatakan setengah dari pemuda Hungaria usia 20-35 tahun bersedia pindah ke luar negeri dan tak kembali lagi bila ada kesempatan. Alasan utama mereka adalah demi penghasilan yang lebih tinggi dan belajar bahasa baru.
Menanggapi kampanye pemerintah ini, seniman Hungaria membalas dengan membuat kampanye tandingan. Seniman jalanan Hungaria, Gergo Kovacs, berhasil mengumpulkan dana dalam kampanye pada pekan pertama Juli 2015 dengan menempelkan poster raksasa di seluruh negeri. Poster itu berbunyi, "Jika Anda pulang, tolong bawakan perdana menteri yang waras."
MOYANG KASIH DEWIMERDEKA | TIME | WALL STREET JOURNAL