TEMPO.CO, Washington, DC - Donald Trump membuat kejutan. Miliuner yang berniat maju sebagai kandidat Presiden Amerika Serikat itu tiba-tiba saja mengumbar pujian kepada Barack Obama. Selama ini, Trump dikenal lebih sering mengkritik Obama dan jarang memuji kebijakan yang diambil presiden berkulit hitam pertama di AS itu.
Trump mengapresiasi langkah Presiden Obama dalam menangani peristiwa pembantaian Charleston, Carolina Selatan. "Saya pikir pidatonya luar biasa, dan saya suka ketika Obama mulai bernyanyi," kata Trump kepada CNN, Kamis, 2 Juli 2015.
Dalam pembantaian di Charleston, sembilan warga Afrika-Amerika tewas akibat ditembak secara brutal oleh seorang warga berkulit putih. Mereka adalah jemaah gereja Charleston yang sedang beribadah saat penembakan terjadi. Pelaku sengaja melakukan penembakan demi memicu perang ras.
Obama pun langsung datang ke pemakaman Clementa Pinckney, pastor gereja yang juga menjadi korban, untuk memberikan penghormatan terakhir.
Trump sendiri menjanjikan masalah perdamaian antarras akan menjadi prioritasnya bila terpilih menjadi Presiden AS nanti. Pengusaha properti itu berjanji akan mengurangi ketegangan hubungan antara warga berkulit putih dan berkulit hitam di Amerika yang banyak ditemukan di sejumlah daerah, seperti Baltimore, Newark, dan Cleveland.
Trump juga memuji reaksi keluarga korban dan komunitas gereja atas peristiwa penembakan itu. Mereka memutuskan memaafkan pelaku penembakan. "Saya tidak pernah melihat yang seperti ini. Reaksi mereka sungguh mengagumkan," tutur Trump.
Trump meragukan dia dapat mengambil langkah serupa bila menghadapi peristiwa yang sama. "Saya akan marah, membalas dendam, mencabik-cabik pria yang telah membunuh keluarga saya."
CNN | MOYANG KASIH DEWIMERDEKA