TEMPO.CO, Jakarta - Tentara Amerika Serikat yakin tetap bisa menghalau segala serangan ISIS meski kelompok militan ekstrem itu terus melakukan serangan selama setahun terakhir.
Juru bicara Departemen Pertahanan, Kolonel Angkatan Steve Warren, mengatakan kelompok militan ISIS telah kehilangan seperempat tanahnya dalam upaya perluasan wilayah. Mereka juga kalah dalam beberapa kesempatan di Suriah Utara, termasuk ketika melawan serangan pasukan Kurdi.
Meski begitu, ISIS masih menguasai Kota Mosul di Irak, tempat Abu Bakar al-Baghdadi sempat mendeklarasikan diri sebagai pemimpin kelompok ini. Abu Bakar mendeklarasikan terbentuknya ISIS pada 29 Juni 2014. Baru-baru ini, ISIS berhasil menguasai kota pusat ajaran Sunni di Ramadi, Provinsi Anbar, Irak.
"Ini perlawanan yang sulit. Seperti yang kami katakan dulu, perlawanan untuk mengeluarkan ISIS dari Irak akan memakan waktu beberapa tahun," kata Warren, seperti dilansir Reuters, Senin, 29 Juni 2015.
"ISIS kehilangan lebih dari 25 persen wilayah serbuan mereka di Irak. Kami telah menghancurkan ribuan persenjataan mereka. Kami yakin usaha kami berpengaruh," ujar Warren.
Namun Warren menyadari ISIS masih mampu menyusun kekuatan tempur yang cukup besar untuk merusak wilayah lain, seperti tragedi bom mobil dan penembakan di Kota Kobani, Suriah. Warren menyebut serangan ISIS di Kobani sebagai serangan terbatas berkat pertahanan tentara Amerika Serikat.
Selain itu, kata Warren, pasukan anti-ISIS telah membuat pertahanan dekat perbatasan Turki dan Irak sepanjang 400 kilometer. Fokus pertahanan mereka berada di Kota Tel Abyad.
"Ini bukti nyata bahwa ISIS masih dapat melakukan serangan. Namun, ketika mereka bisa didesak keluar, itu berarti mereka tak sekuat yang Anda bayangkan," tutur Warren.
REUTERS | PUTRI A.