TEMPO.CO, Seoul - Dua warga Korea Selatan meninggal setelah terjangkit virus Middle East respiratory syndrome (MERS). Keduanya tertular virus itu dari seorang lelaki yang menderita MERS pada Mei lalu. Saat itu mereka dirawat dalam satu bangsal yang sama.
Kementerian Kesehatan Korea Selatan menyatakan pasien wanita berusia 58 tahun dan lelaki usia 71 tahun itu meninggal setelah mengalami gagal pernapasan. Pemerintah menyatakan kejadian ini memperpanjang daftar jumlah kasus MERS yang terjadi di Korea Selatan, yaitu 25 kasus.
Seorang pasien yang tewas merupakan warga Korea yang baru saja mengunjungi Arab Saudi, Uni Emirat Arab, dan Bahrain. Pemerintah berencana mengeluarkan larangan perjalanan ke luar negeri setelah sekitar 700 orang diisolasi untuk menghindari kemungkinan penyebaran virus.
Musababnya, dua kasus yang baru saja terjadi menunjukkan potensi penyebaran virus bukan berasal dari pembawa awal virus. Semua pasien yang terindikasi membawa virus yang pertama kali muncul di Timur Tengah itu kini wajib dikarantina.
Gejala penyakit MERS hampir sama dengan influenza dan sindrom pernapasan akut parah (SARS). Kasus pertama terdeteksi pada 2012, dan paling banyak terjadi di Arab Saudi. Virus ini menular melalui kontak antarmanusia, seperti dari antar-pekerja kesehatan dan antar-anggota keluarga pasien MERS.
Pusat Pencegahan dan Pengawasan Penyakit Eropa menyatakan terdapat 1.172 kasus MERS di dunia, dan 479 kasus di antaranya telah menyebabkan kematian. Pekan lalu, Organisasi Kesehatan Dunia menyatakan tak ada penyebaran virus antarmanusia di Korea Selatan, sehingga pemerintah negeri itu tak perlu mengeluarkan kebijakan pembatasan perjalanan.
THE WALL STREET JOURNAL | PUTRI ADITYOWATI