TEMPO.CO, Moskow - Pihak berwenang Moskow, Rusia, menahan tiga aktivis gay selama sepuluh hari terhitung sejak Senin, 1 Juni 2015, karena berunjuk rasa dan dianggap tidak mematuhi tata tertib kepolisian setempat.
Pemimpin demonstrasi, Nikolai Alexeyev, dijebloskan ke penjara oleh polisi pada Sabtu, 30 Mei 2015, lantaran melakukan unjuk rasa bersama aktivis lain di depan kantor Wali Kota Moskow. "Proses peradilan adalah lelucon," cuitnya lewat akun Twitter.
Adapun dua aktivis gay lainnya, Yevgeny Gerasimov dan Vadim Gruzdev, menurut laporan situs berita OVD-Info, juga ditahan di dalam sel polisi selama sepuluh hari.
Penahan itu bermula dari aksi Alexeyev mengendarai sepeda motor roda empat di depan kantor Wali Kota Moskow di Jalan Tverskaya pada Sabtu, 30 Mei 2015. Dia mengibarkan bendera pelangi dan menyalakan kembang api. Kantor Wali Kota menolak memberikan izin unjuk rasa di depan lembaga pemerintah tersebut, sementara pengadilan menolak banding yang mereka lakukan.
Dalam aksi tersebut, kepolisian Moskow menahan lebih dari sepuluh orang setelah sekitar 30 anggota kelompok nasionalis anti-unjuk rasa yang mengenakan pakaian suporter sepak bola menyerang dan melempari telur para aktivis.
Baca Juga:
Kaum gay di Rusia kerap dilecehkan dan mendapatkan penolakan dari otoritas jika mereka ingin mengadakan parade di Ibu Kota. Pada 2013, Presiden Vladimir Putin menyetujui undang-undang yang berisi pelarangan terhadap kaum minoritas gay.
Kelompok hak asasi manusia Desember tahun lalu bersuara kencang mengkritik pelarangan keberadaan kaum gay di Rusia. Mereka mengatakan pelarangan terhadap "propaganda gay" adalah diskriminasi yang dilegalkan.
AHRAM ONLINE | CHOIRUL AMINUDDIN