TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Urusan Keislaman, Wakaf, Dakwah, dan Penyuluhan Arab Saudi meminta khatib dan penceramah di masjid mengurangi pesan-pesan agresif dan provokatif selama khotbah untuk menghindari meningkatnya ketegangan.
Kementerian telah melakukan kajian selama sepekan setelah serangan bom mengguncang dua masjid di Qatif dan ibu kota Provinsi Timur, Dammam. Wilayah ini merupakan tempat tinggal sebagian besar kelompok minoritas Syiah di Arab Saudi.
Kelompok yang menamakan diri Negara Islam atau ISIS menyatakan diri bertanggung jawab atas aksi bom bunuh diri yang menewaskan lebih dari 20 orang itu.
Dari kajian itu, Kementerian membuat aturan baru yang menetapkan pemerintah punya hak prerogatif dalam memperlakukan bangunan masjid. "Masjid adalah tempat ibadah dan bukan tempat persaingan atau masalah sektarian," ujar salah satu sumber di lembaga keamanan Arab Saudi kepada harian Arab News.
Kementerian melarang menyebutkan nama, lembaga, atau pihak-pihak yang mensponsori masjid. Mereka juga meminta penceramah di masjid tidak memprovokasi jemaahnya. Pesan Kementerian ini juga disampaikan dalam rangka menyambut bulan suci Ramadan pada Juni mendatang.
IBTIMES | MECHOS DE LAROCHA