TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Luar Negeri Retno Lestari Priansari Marsudi menemui Cicih binti Aing Tolib, warga negara Indonesia yang terancam hukuman mati di Uni Emirat Arab. Pertemuan itu diselenggarakan di Kantor Kehakiman Uni Emirat Arab, Jumat, 29 Mei 2015.
“Kami membicarakan kondisi kesehatan yang bersangkutan sampai kesiapan KBRI untuk terus bersamanya,” kata Menteri Retno kepada Tempo. “Yang bersangkutan berterima kasih kepada pemerintah yang terus memberikan pendampingan, termasuk mendatangkan orang tuanya ke Abu Dhabi.” Kedua orang tua Cicih juga sempat ditemui Menteri Luar Negeri RI di KBRI Abu Dhabi.
Sebelumnya, dalam pertemuan dengan Menteri Luar Negeri Uni Emirat Arab Sheikh Abdullah bin Zayed al Nahyan, Menlu RI meminta bantuan untuk meninjau kembali kasus Cicih sekaligus membantu mendekati keluarga korban guna mendapatkan pemaafan.
“Menanggapi permintaan tersebut, Menlu Syeikh Abdullah menyampaikan, tanpa diminta pun, pemerintah Uni Emirat Arab akan membantu Cicih sebagaimana diharapkan,” ujar Direktur Perlindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia Lalu Muhammad Iqbal lewat pesan pendek kepada wartawan.
Selain itu, Menlu Syeikh Abdullah memastikan bahwa pemerintah UEA juga akan membuka akses seluas-luasnya bagi KBRI untuk memberikan perlindungan, termasuk melakukan kunjungan selama Cicih dipenjara.
Baca Juga:
Cicih binti Aing Tolib divonis hukuman mati oleh pengadilan kasasi di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab, pada 19 Mei Lalu. Cicih yang berasal dari Karawang, Jawa Barat, pada 2013 diduga melakukan pembunuhan terhadap bayi majikan yang baru berumur 4 bulan.
Atas upaya pengacara KBRI, pengadilan banding pada tahun 2014 memutuskan untuk mengulang proses peradilan dengan majelis hakim baru. Cicih diduga menjadi korban fitnah rekan sekerjanya.
Meski demikian, pengadilan ulang tetap menjatuhkan vonis mati kepada Cicih hingga persidangan terakhir yang berlangsung pada 19 Mei tersebut.
Menlu RI menyatakan pemerintah akan terus mendampingi Cicih. “Kita akan lihat lagi apakah masih akan ada celah hukum yang dapat digunakan,” tutur Menteri Retno kepada Tempo.
NATALIA SANTI