TEMPO.CO, Singapura -Militan dari kelompok Islamic State mengidentifikasi sejumlah negara di Asia Tenggara sebagai kemungkinan target serangan, kata seorang analis dari S. Rajaratnam School of International Studies Singapura, dalam sebuah laporan yang dirilis awal pekan ini. Laporan itu muncul pada saat pihak berwenang di Singapura waspada menyusul penangkapan dua remaja atas tuduhan terorisme.
"Saat kehadiran pejuang Asia Tenggara dalam ISIS kelompok yang mendeklarasikan ISIS cukup diketahui, apa yang kurang diperhatikan adalah pentingnya peningkatan strategi ISIS melancarkan jihad secara global," kata Singh, penulis laporan itu, dalam analisisnya, seperti dimuat ibtimes.com edisi 29 Mei 2015.
Laporan awal dari pembentukan unit yang akan digunakan untuk melakukan serangan terdiri dari pejuang Asia Tenggara -dilaporkan disebut Katibah Nusantara - bisa dilacak pada September tahun lalu. Pada saat itu, analis kontraterorisme percaya bahwa tujuan dari unit ini adalah untuk "merekrut dan memfasilitasi" orang-orang yang ingin berjuang untuk ISIS di Irak dan Suriah. Sekarang, menurut laporan terbaru, kelompok ini menghadirkan ancaman yang signifikan untuk negara-negara di Kepulauan Melayu, termasuk Malaysia, Indonesia, Filipina dan Singapura.
Menurut Singh, militan dari Katibah Nusantara telah berperan dalam menghubungkan jaringan ekstrimis lokal, yang mengarah ke apa yang disebut sebagai "glocalisation" pengaruh ISIS.
"Katibah Nusantara juga telah memperluas perekrutan untuk pejuang dan pendukungnya melalui video dan cetakan dalam bahasa Melayu," kata Singh. Mereka menggunakan anak-anak Melayu dan Indonesia untuk menyebarkan pesan di media sosial. "Katibah Nusantara kemungkinan akan kian penting dalam tujuan strategis ISIS mendirikan kekhalifahan di seluruh dunia. Para pejuang yang kembali untuk ISIS dapat dimobilisasi untuk melakukan serangan di Asia Tenggara."
Dalam beberapa bulan terakhir, puluhan orang -yang diduga memiliki hubungan dengan ISIS - di Indonesia dan Malaysia telah ditangkap oleh pihak berwenang. Bulan lalu, sekitar 70 anggota pasukan bersenjata Malaysia diidentifikasi oleh polisi telah bergabung dengan kelompok militan ini.
"Selain penangkapan lebih dari 100 IS pendukung di Malaysia dan sejumlah kecil di Indonesia, digagalkannya serangan yang direncanakan di Malaysia oleh pendukung ISIS merupakan indikasi dari bahaya Katibah Nusantara yang mengancam wilayah tersebut," tulis Singh.
IBTIMES.COM | ABDUL MANAN