TEMPO.CO, Kathmandu - Pemerintah Nepal mengumumkan bahwa anak-anak perlu didampingi orang tua atau wali hukum saat bepergian. "Hal itu perlu untuk mencegah terjadinya perdagangan orang yang kehilangan rumah mereka akibat gempa bumi di negara itu," kata pejabat Nepal.
Kementerian untuk perlindungan wanita dan anak-anak Nepal menyatakan larangan itu bertujuan melindungi anak-anak tunawisma yang sebagian besar tinggal di tenda di kamp-kamp yang tersebar di Nepal.
Pejabat kementerian tersebut, Ram Prasad Bhattarai, menuturkan surat persetujuan yang dikeluarkan dewan kesejahteraan anak kabupaten sangat diperlukan untuk memastikan setiap orang dewasa yang bepergian dengan anak-anak tidak melakukan penipuan saat hendak menyeberang ke daerah atau negara lain. "Adopsi internasional juga telah ditangguhkan," ujarnya.
Larangan itu dilaporkan muncul beberapa hari setelah polisi menghentikan dua kelompok anak-anak yang dibawa dengan bus di beberapa kabupaten oleh beberapa orang dewasa yang tidak memiliki hubungan keluarga.
Anak-anak tersebut sementara ditampung di tempat penampungan pemerintah, dan polisi masih menyelidiki kasus tersebut. Ribuan anak-anak diperkirakan telah diambil dari Nepal untuk dibawa ke India setiap tahun dan dipekerjakan sebagai buruh anak atau di rumah bordil.
Gempa bumi dahsyat pada 25 April dan 12 Mei 2015 dilaporkan telah menewaskan sedikitnya 8.673 orang di Nepal.
THE GUARDIAN | MECHOS DE LAROCHA