TEMPO.CO, Banda Aceh - Untuk penanganan pengungsi Rohingya dan Bangladesh di Aceh, masih diperlukan tenda pengungsi di beberapa tempat. Di pos pengungsian di Kuala Cangkoi, Aceh Utara, perlu delapan tenda, Kota Langsa 21 tenda, Aceh Timur 11 tenda, dan 100 tenda keluarga.
"Selain itu, Pemerintah daerah Aceh memerlukan bantuan dana dari pemerintah pusat," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho dalam rilisnya, Rabu malam, 27 Mei 2015.
Sedangkan stok logistik di pos pengungsian disebutkan telah mencukupi hingga 7-15 hari ke depan, yaitu pos pengungsi Langsa untuk 15 hari, pos pengungsi Aceh Timur 10 hari, pos pengungsi Aceh Utara 15 hari, dan pos pengungsi Tamiang 7 hari. Sedangkan pos pengungsi Kantor Imigrasi Lhokseumawe dan Hotel Beraspati, Medan, sudah terpenuhi oleh IOM dan Kantor Imigrasi.
Sutopo mengatakan Tim Reaksi Cepat (TRC) BNPB masih melakukan penanganan pengungsi di Aceh dan Medan. Jumlah pengungsi Rohingya dan Bangladesh tercatat 1.810 jiwa, yang tersebar di Langsa sebanyak 682 jiwa, Aceh Utara 328 jiwa, Aceh Timur 409 jiwa, Aceh Tamiang 48 jiwa, Lhokseumawe 247 jiwa, dan Medan 96. Mereka terdiri atas laki-laki dewasa 1.328 jiwa, perempuan 244 jiwa, dan anak-anak 238 jiwa.
Kebutuhan mandi, cuci, dan kakus (MCK) serta air bersih sudah terpenuhi. Sejak Senin, 25 Mei 2015, telah dipasang WC knock down, hidran umum, dan tangki air dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat untuk empat pos pengungsian di Langsa, Aceh Timur, Aceh Barat, dan Tamiang. Pelayanan kesehatan dilakukan 24 jam di semua tempat pengungsian dengan petugas jaga bergantian antar-puskesmas yang terlibat. Adapun stok obat sampai saat ini masih aman. Hingga kini, semua pengungsi belum divaksinasi.
"Setiap pos pengungsian disediakan rujukan ke rumah sakit daerah," ujarnya.
Sutopo menuturkan TRC BNPB masih mendampingi Kementerian Sosial dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dalam penanganan pengungsi.
“Kebutuhan dasar bagi semua pengungsi tercukupi hingga saat ini,” ucapnya.
Menurut dia, bantuan dari Kementerian Sosial, BNPB, BPBD, Dinas Sosial, International Organization for Migration (IOM), pemerintah daerah, Imigrasi, lembaga swadaya masyarakat, dan masyarakat masih mencukupi.
SUPRIYANTHO KHAFID