TEMPO.CO, Vatikan City - Keputusan Irlandia menyetujui perkawinan sesama jenis pekan lalu mendorong takhta suci Vatikan angkat bicara. Seorang pejabat tinggi Vatikan menilai pilihan Irlandia untuk mengizinkan pernikahan sesama jenis sebagai kekalahan bagi kemanusiaan.
"Ini bukan kekalahan untuk prinsip-prinsip Kristen, itu adalah kekalahan bagi umat manusia. Saya sangat sedih dengan hasil ini," kata Sekretaris Negara Vatikan Kardinal Pietro Parolin, yang dikutip dari Reuters pada 27 Mei 2015.
Pietro Parolin, seorang pejabat paling senior Vatikan, menambahkan bahwa hasil referendum Irlandia menunjukkan Gereja dibutuhkan untuk meningkatkan pemberitaan pesan Kristen. "Gereja harus memperhatikan kenyataan ini, tetapi dalam arti memperkuat komitmennya untuk evangelisasi," katanya.
Komentar oleh kardinal kelahiran Italia yang juga seorang diplomat veteran Vatikan menggarisbawahi kejutan yang dibuat Irlandia adalah negara Katolik untuk mengesahkan pernikahan homoseksual.
Vatikan berkeras menolak pernikahan sesama jenis, walaupun terus ditekan oleh banyak pihak. Paus Fransiskus pernah mengeluarkan pernyataan bernada simpatik terhadap homoseksual saat ditanyai pendapatnya tentang seorang gay.
"Jika seorang gay mencari Allah dan memiliki kemauan yang baik, siapa saya untuk menghakimi dia?"
Namun Paus kelahiran Argentina itu tidak menunjukkan tanda-tanda menyetujui pernikahan gay atau pergeseran doktrin Gereja bahwa tindakan homoseksual secara intrinsik berdosa.
Pada Jumat pekan lalu, Irlandia menjadi negara pertama di dunia yang melegalkan pernikahan homoseksual melalui referendum. Sebanyak 62,1 persen pemilih mendukung pernikahan sesama jenis.
Referendum Irlandia telah mendorong hal serupa akan terjadi di Jerman. Tekanan telah mulai tumbuh di Uni Kristen Demokratik (CDU), partai pendukung Kanselir Angela Merkel, yang menentang perubahan. "Orang akan berpikir bahwa Irlandia yang Katolik bisa melakukan, kita dapat melakukan juga," ujar anggota parlemen dari CDU, Jerman Jens Spahn.
Di Italia sendiri, pemerintahan Perdana Menteri Matteo Renzi sedang mempersiapkan undang-undang yang akan memungkinkan dibentuknya serikat sipil di antara pasangan gay meskipun tidak ada rencana memungkinkan pernikahan penuh.
REUTERS|YON DEMA