TEMPO.CO, Warsawa -Perdana Menteri Polandia telah mengumumkan bahwa negara itu akan menerima 60 keluarga Kristen yang melarikan diri dari konflik di Suriah.
Seperti yang dilansir Channel News Asia pada 26 Mei 2015, Polandia meminta negara-negara Kristen harus dapat "cepat bereaksi" dan menawarkan bantuan kepada orang-orang Kristen yang dianiaya dengan cara barbar di Suriah.
"Kami akan menyambut 60 keluarga kristen untuk memulai kehidupannya kembali disini. Hari ini orang-orang Kristen yang dianiaya secara biadab di Suriah layak dibantu negara Kristen seperti Polandia bertindak cepat untuk membantu mereka," kata Perdana Menteri Ewa Kopacz pada konferensi pers Selasa di Warsawa.
Keputusan itu merespons kritik dari Andrzej Duda, yang memenangkan pemilihan presiden Polandia selama akhir pekan bahwa pemerintah terlalu lambat dalam menawarkan bantuan untuk pengungsi Suriah.
Selama berbulan-bulan organisasi nonpemerintah yang berkonsentrasi pada hubungan Polandia-Suriah telah meminta izin untuk membawa keluarga Kristen dari Suriah. LSM Estera, juga meminta pemerintah untuk mengizinkan sekitar 1.500 orang Kristen Suriah untuk hidup di Polandia.
LSM tersebut mengatakan bahwa biaya dari amal, bisnis dan gereja bisa menutupi biaya hidup bagi para pengungsi.
Seperti banyak anggota Uni Eropa, Polandia menentang rencana blok untuk kuota pencari suaka mengikat, tapi terbuka untuk mengambil pengungsi dan migran atas dasar sukarela.
Beberapa negara Eropa telah mengambil pengungsi dari Suriah namun di bawah 100. Menurut Amnesty International, 3,8 juta warga Suriah telah disambut oleh tetangga Turki, Lebanon, Yordania, Irak dan Mesir.
CHANNEL NEWS ASIA|YON DEMA