TEMPO.CO, Yangon -- Pemerintah Myanmar memulangkan 200 warga Bangladesh yang diselamatkan dari perahu yang mereka tumpangi di lepas pantai Myanmar pekan lalu. Pemerintah Bangladesh menyetujui pemulangan warganya.
"Ada 200 orang Bangladesh di antara 208 orang di kapal yang diselamatkan pada Jumat oleh angkatan laut di lepas pantai barat negara bagian Rakhine," kata pemerintah dalam pernyataannya hari ini.
Sedangkan sisanya, delapan orang, adalah etnis Rohingya yang disebut pemerintah Myanmar sebagai suku Benghali dari negara bagian Rakhine. Istilah Bengali menyiratkan bahwa mereka adalah pendatang ilegal yang berasal dari Bangladesh.
Sebanyak 208 orang dilaporkan berasal dari pelabuhan pantai Cox Bazar, kota pelabuhan Chittagong, dan ibu kota Bangladesh, Dhaka.
Empat orang warga Bangladesh yang diselamatkan menjelaskan bahwa mereka telah ditipu dan dipaksa untuk sampai ke perahu. "Saya sedang mengunjungi pantai Cox Bazar," kata Mohamod MUFA Zalhusin. "Dua orang secara paksa membawa saya ke kapal. Orang-orang di atas kapal mengatakan mereka telah membeli saya," ujarnya.
Zalhusin kemudian dibawa menuju Thailand. Ia juga diminta tebusan 50.000 taka atau sekitar Rp 8,5 juta untuk kembali ke Bangladesh.
REUTERS | MECHOS DE LAROCHA