TEMPO.CO, Vatikan City - Setelah melakukan reformasi dalam tubuh Bank Vatikan, Bank yang secara resmi dikenal sebagai Institute for Religious Works (IOR), telah mengalami lonjakan tajam dalam hal keuntungan untuk periode 2014 dibandingkan tahun sebelumnya.
Bank tersebut mencatat perolehan laba sebesar 69,3 juta euro (Rp 999,3 miliar) pada 2014, dibandingkan dengan hanya 2,9 juta euro (Rp 43 miliar) pada tahun 2013.
Lonjakan keuntungan yang sangat drastis tersebut, tak terlepas dari perombakan manajemen yang diperintahkan oleh Paus Fransiskus pada tahun lalu sebagai upaya pencegahan korupsi dan menghentikan praktek pencucian uang.
Melalui pemimpinnya, IOR telah berjanji untuk meningkatkan balas jasa kepada nasabahnya. "Pada dasarnya, fokus utama adalah meningkatkan standar layanan klien kami secara keseluruhan dan lebih memprofesionalkan layanan manajemen kami," kata ketua IOR Jean-Baptiste de Franssu dalam sebuah pernyataan seperti yang dilansir BBC pada 26 Mei 2015.
Selain itu sebagai bagian dari perbaikan, pihak manajemen bank berjanji untuk menyaring semua rekening, serta mempekerjakan para ahli antipencucian uang untuk melaksanakan tugasnya.
Sebagai salah satu upaya restrukturisasi lembaga keuangan tersebut, pihak manajemen menutup lebih dari 4.000 rekening sejak Mei 2013, yang sebagian besar adalah rekening aktif dan sekitar 554 lainnya yang ditutup karena mereka tidak memenuhi standar baru bank untuk klien.
IOR menggerakkan uangnya ke seluruh dunia untuk membiayai misi Katolik dan menyediakan layanan perbankan bagi Paus, pendeta, dan perintah agama. Sebelum direformasi, IOR dikenal sebagai Bank yang paling tertutup dan paling tidak transparan.
Pada 2010 IOR sempat dibekukan karena keterlibatannya dalam kasus pencucian uang. Namun dibuka kembali dan diberlakukan reformasi, pada 2013 sejumlah rekening mencurigakan ditutup yang menyebabkan keuntungan bank menurun drastis dari sebelumnya.
BBC | YON DEMA