Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Sebulan Gempa Nepal, Warga Masih Ketakutan

image-gnews
Maya Tamang, menggendong bayi perempuannya yang baru berusia satu hari setelah melahirkan di tenda darurat dekat rumah sakit Bhaktapur, Nepal, 13 Mei 2015. REUTERS/Athit Perawongmetha
Maya Tamang, menggendong bayi perempuannya yang baru berusia satu hari setelah melahirkan di tenda darurat dekat rumah sakit Bhaktapur, Nepal, 13 Mei 2015. REUTERS/Athit Perawongmetha
Iklan

TEMPO.CO, Kathmandu - Sebulan setelah gempa berkekuatan 7,8 skala Richter menghantam Nepal, warga yang tinggal di ibu kota Kathmandu masih diliputi ketakutan.

Gempa pertama berlangsung pada 25 April 2015, sedangkan lindu berikutnya terjadi pada 12 Mei 2015. Gempa itu menyebabkan sekitar 8.700 orang tewas dan melukai 16.800 orang lainnya.

Selain itu, bencana alam ini mengakibatkan ratusan orang hidup di tenda, tempat penampungan sementara, dan sejumlah sekolah. Gempa ini tidak hanya melumat jiwa manusia, juga menghancurkan sejumlah bangunan tua dan candi-candi kuno.

Pejabat pemerintah Nepal dalam keterangannya kepada media mengatakan, mereka telah menaruh perhatian terhadap musim hujan masih berlangsung, terutama yang akan menjadi ancaman bagi rumah-rumah warga yagn sekarang tinggal di tempat penampungan.

"Kami masih tinggal di tempat penampungan plastik," kata Maya Devi, seorang pedagang di pasar Kathmandu. "Kami masih takut dan khawatir, berapa lama kondisi seperti ini."

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Resham Shrestha yang kehilangan istri dan bayi laki-lakinya mengatakan kepada Al Jazera bahwa warga masyarakat di Desa Sanga Chowk sangat ketakutan terjadi gempa susulan.

"Saya ingin kembali ke kehidupan semula, tetapi getran gempa berlangsung berkali-kali menyebabkan saya dan warga desa merasa ketakutan. Sulit sekali berpikir untuk merencanakan membangun kembali desa kami."

Pemerintah Nepal memperkirakan biaya rekonstruksi akibat gempa mencapai US$ 7 miliar atau sekitar Rp 92 triliun. Jumlah tersebut sama dengan sepertiga pendapatan kotor negara.

TELEGRAPH | AL JAZEERA | CHOIRUL AMINUDDIN

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Kakek 85 Tahun Tewas, Nepal Akan Batasi Usia Pendaki Everest

9 Mei 2017

Min Bahadur Sherchan, melakukan Yoga saat pagi hari dirumahnya di Kathmandu, Nepal, 12 April 2017. Min Bahadur Sherchan, akan menjadi  pendaki Everest tertua di dunia yang pernah diraihnya pada 2008. REUTERS/Navesh Chitrakar
Kakek 85 Tahun Tewas, Nepal Akan Batasi Usia Pendaki Everest

Pemerintah Nepal akan segera membatasi usia pendaki Gunung Everest setelah seorang kakek berusia 85 tahun tewas saat berusaha menaiki puncak tertinggi


Pendaki Gunung Tertua di Dunia Asal Nepal Tewas di Everest

6 Mei 2017

Min Bahadur Sherchan. REUTERS
Pendaki Gunung Tertua di Dunia Asal Nepal Tewas di Everest

Menurutnya, usia bukan halangan mewujudkan mimpi.


Tradisi Chhaupadi di Nepal Makan Korban Remaja Putri  

21 Desember 2016

123rf.com
Tradisi Chhaupadi di Nepal Makan Korban Remaja Putri  

Tradisi mengasingkan perempuan yang sedang haid di luar rumah di Nepal memakan korban seorang remaja putri. Tradisi ini sebenarnya sudah dilarang.


Eks Pemimpin Pemberontak Maoist Jadi Perdana Menteri Nepal  

3 Agustus 2016

Calon Perdana Menteri dan Ketua Partai Komunis Bersatu Nepal (Maois) Pushpa Kamal Dahal, yang juga dikenal sebagai Prachanda, tersenyum disela pemilihan perdana menteri di Kathmandu, Nepal, 3 Agustus 2016. REUTERS/Navesh Chitrakar
Eks Pemimpin Pemberontak Maoist Jadi Perdana Menteri Nepal  

Mantan pemimpin pemberontak Maoist terpilih menjadi Perdana Menteri Nepal.


Nepal Lantik Bidhya Devi Bhandari, Presiden Wanita Pertama

29 Oktober 2015

Presiden terpilih Nepal, Bidhya Bhandari (tengah) melambaikan tangan usai terpilih di parlemen di Kathmandu, Nepal, 29 Oktober 2015. REUTERS/Navesh Chitrakar
Nepal Lantik Bidhya Devi Bhandari, Presiden Wanita Pertama

Bidhya Devi Bhandari, nama pemimpin berusia 54 tahun itu, berasal dari Partai Bersatu Marxist-Leninist Nepal.


Kado Ronaldo untuk Jetin, Bocah Nepal Korban Gempa

1 September 2015

Anak korban bencana gempa bumi di Nepal, Shrestha mengenakan kaos pemberian Cristiano Ronaldo. Omar Havana via www.telegraph.co.uk
Kado Ronaldo untuk Jetin, Bocah Nepal Korban Gempa

Jetin tertegun dengan hadiah yang dikirim Cristiano Ronaldo.


Pria Nepal Ini Gorok Leher Seorang Bocah, Alasannya...

28 Juli 2015

TEMPO/Mahfoed Gembong
Pria Nepal Ini Gorok Leher Seorang Bocah, Alasannya...

Masyarakat di Desa Kudiya masih menganut kepercayaan kuno tentang kekuatan sihir dan entitas supranatural.


Di Nepal, Ada Desa Ginjal karena Banyak Warganya Jual Ginjal

12 Juli 2015

Ilustrasi ginjal
Di Nepal, Ada Desa Ginjal karena Banyak Warganya Jual Ginjal

Daerah ini disebut Desa Ginjal karena hampir semua orang yang tinggal di sana telah menjual ginjal mereka kepada pedagang organ tubuh manusia.


Gempa Nepal, India Siapkan Dana Bantuan Rp 13 triliun  

25 Juni 2015

Birendra Karmacharya bersama dengan anak-anaknya melintasi didepan reruntuhan bagunan yang hancur akibat gempa bumi April lalu saat mengantarkannya kesekolah pada hari pertama di Bhaktapur, Nepal, 31 Mei 2015. REUTERS/Navesh Chitrakar
Gempa Nepal, India Siapkan Dana Bantuan Rp 13 triliun  

Cadangan devisa Nepal aman.


Sekolah di Nepal Buka Kembali Pasca Gempa Hebat

31 Mei 2015

Sejumlah siswa melakukan intruksi gurunya untuk melakukan meditasi guna menghilangkan stress akibat gempa pada bulan lalu di Bhaktapur, Nepal, 31 Mei 2015. Menteri Pendidikan resmi membuka kembali sekolah di 14 daerah yang terkena gempa. REUTERS/Navesh Chitrakar
Sekolah di Nepal Buka Kembali Pasca Gempa Hebat

Fokus pembelajarannya pada bermain game dan kegiatan budaya untuk memulihkan trauma dari gempa hebat di Nepal.