TEMPO.CO, Paris - Sejumlah pegawai pengelola Menara Eiffel di Paris melakukan mogok massal sebagai bentuk protes atas meningkatnya kasus pencopetan di situs warisan budaya Prancis berusia 126 tahun itu.
Seperti yang dilansir The Sun Daily pada 23 Mei 2015, pemogokan para pegawai Menara Eiffel berlangsung selama beberapa jam pada Jumat, 22 Mei 2015. Aksi mogok itu mengakibatkan menara sempat ditutup bagi wisatawan.
Menurut pegawai yang melakukan aksi mogok, selain meningkatnya jumlah pencopet, juga muncul beberapa ancaman dan serangan. Dalam menjalankan aksi copet, menurut seorang pegawai, para pencopet membentuk kelompok.
Di dalam kawasan Menara Eiffel, ada sekitar 30 kelompok pencopet. Setiap kelompok pencopet biasanya berisi 4-5 orang. Kadang para pegawai bertengkar dengan para pencopet yang seakan mendapat izin secara resmi dalam melakukan aksi mereka.
Seorang pegawai lain mengatakan ia diancam ketika hendak mengusir pencopet. "Dia berkata kepada saya, ‘Kenapa Anda tidak membiarkan kami bekerja? Jika Anda terus mengganggu, Anda akan mendapatkan masalah’."
Dalam aksi mogoknya, para pegawai menuntut agar manajemen perusahaan yang mengelola Menara Eiffel memberikan jaminan resmi untuk menindak pencopet serta lebih tegas. Dengan demikian, tidak ada lagi wisatawan yang menjadi korban dan para pegawai bisa merasa aman.
Penutupan sementara menara yang menjadi satu dari tujuh keajaiban dunia yang dikunjungi sekitar tujuh juta turis per tahun itu telah menyebabkan ratusan pengunjung kecewa. "Ini mungkin satu-satunya kesempatan bagi saudara saya untuk mengunjungi menara," kata Tushar Kardile, turis asal London yang sedang berkunjung dengan saudaranya dari India.
Ia kecewa lantaran tidak ada informasi sebelumnya soal pemogokan tersebut. Kardile telah membeli tiket masuk ke Menara Eiffel, tapi beberapa saat setelah itu para pegawai mulai melakukan aksi mogok.
Sebelumnya, aksi mogok pegawai juga pernah terjadi di Paris. Saat itu, 2013, para pegawai Museum Louvre, rumah untuk karya seni seperti Mona Lisa dan Venus de Milo, mogok untuk memprotes ramainya aksi copet.
Paris yang menerima 22 juta pengunjung pada tahun 2014 adalah salah satu tujuan wisata top dunia dan juga kiblat bagi penipu dan pencopet. Terutama ditargetkan pada wisatawan Asia karena banyaknya wisatawan kaya dari negara-negara seperti Cina, Korea, dan India.
THE SUNDAILY | YON DEMA