TEMPO.CO, Pyongyang -Sebuah kejutan datang dari Pyongyang. Aktivis feminis dan jurnalis Amerika Serikat Gloria Steinem tiba di Ibu kota Korea Utara, Rabu, 21 Mei 2015. Ia merupakan satu dari 30 perempuan dari sejumlah negara yang akan melakukan aksi jalan kaki dari Korea Utara menuju Korea Selatan dengan melintas di zona demiliterasi (DMZ), Panmunjong.
Setibanya di Pyongyang, 30 perempuan yang terdiri dari aktivis feminis, peraih Nobel perdamaian seperti Leymah Gbowe dan Mairead Maguire disambut oleh puluhan perempuan Korea Utara. Mereka saling berpelukan dan menangis histeris di satu ruangan yang tidak disebutkan tempatnya.
"Warga Korea Utara dan saudara-saudara perempuan Internasional berpelukan menangis. Kami membuat perjanjian damai satu sama lain. #womencrossdmz2015," tweet Coleen Baik di akun Twitternya, Rabu.
"Pedamaian. Perempuan. Aktivis.#ThreethingsTolOve#womencrossdmz2015," ujar CODEPINK lewat akun Twitternya. Ia mengunggah foto empat perempuan memegang poster warna pink bertuliskan "Women Walk to Reunify Korea" CODEPINK.
Aksi jalan kaki melintasi DMZ dilakukan pada hari Minggu, 24 Mei 2015 bertepatan peringatan Hari Perempuan Internasional untuk Perdamaian dan Perlucutan Senjata. Para perempuan ini mendesak kedua Korea melakukan reunifikasi dan mengakhiri perang dingin yang terjadi setelah Perang Korea berakhir tahun 1953.
Juru bicara aksi perempuan berjalan kaki dari Korea Utara ke Korea Selatan melintasi DMZ, Christine Ahn mengatakan, kedua pemerintah telah memberikan izin untuk aksi damai mereka dengan melintasi DMZ. Namun ia belum tahu pasti kawasan DMZ yang diizinkan untuk mereka lewati.
"Kami telah memiliki izin dari kedua negara untuk melintas di DMZ, namun kami belum tahu dimana tepatnya," kata Christine Ahn.
Meski begitu, menurut Christine Ahn, mereka sudah punya alternatif lain. Yakni mereka akan berjalan kaki melewati Kaesong, kawasan industri yang berada di perbatasan kedua Korea.
THE GUARDIAN | MARIA RITA