TEMPO.CO, Jakarta - Banyaknya warga lokal dan mancanegara korban gempa Nepal yang menulis di media sosial, membuat dua perusahaan teknologi dunia, Google dan Facebook, meluncurkan aplikasi untuk membantu mencari korban hilang akibat gempa.
Google misalnya, meluncurkan sistem pencari orang hilang yang dinamakan Person Finder. Sistem ini akan memberikan informasi kepada seseorang mengenai orang yang sedang mereka cari keberadaannya.
Sistem ini juga dapat mendeteksi kondisi dan situasi di sekitar orang tersebut. Sistem ini juga dirancang untuk mengakomodasi orang mencari sesama lainnya di saat-saat krisis seperti gempa Nepal ini.
Facebook juga memiliki sistem pencari yang hampir mirip cara kerjanya dengan Google. Mark Zuckerberg menamakan sistemnya Safety Check. Dengan sistem ini memudahkan orang-orang yang ingin mengabarkan kondisi mereka kepada keluarga atau rekan yang khawatir terhadap nasib mereka.
"Update yang dilakukan korban bencana akan langsung diteruskan melalui notifikasi ke semua teman korban di Facebook," kata Zuckerberg, seperti dilansir The Guardian, Minggu, 26 April 2015.
Gempa berkekuatan 7,8 skala richter yang mengguncang Nepal pada Sabtu, 25 April 2015 waktu setempat mengakibatkan lebih dari 1.800 orang meninggal dunia. Korban jiwa sebagian besar ada di kota-kota besar, termasuk Ibu Kota Nepal, Kathmandu, yang hancur lebur akibat gempa terbesar di Nepal sejak 1934.
Adapun, ratusan pendaki dunia juga ikut terjebak longsoran salju Gunung Everest akibat gempa Nepal. Sedikitnya, 18 pendaki meninggal dunia karena luka parah. Hingga kini, masih banyak pendaki yang terjebak di base camp karena area jalan keluar mereka tertutup salju.
YOLANDA RYAN ARMINDYA | THE GUARDIAN