TEMPO.CO, Tunis - Penyerangan di Museum Nasional Bardo Tunis, Tunisia, telah memukul sektor pariwisata. Akibat insiden itu, pemerintah Tunisia diperkirakan mengalami kerugian US$ 700 juta atau setara dengan Rp 9,1 triliun pada musim ini.
Dua operator tur dari Jerman yang diwawancarai Reuters mengatakan telah membatalkan perjalanan dari tempat penginapan di pantai Tunisia untuk beberapa hari ke depan.
Accor, grup hotel terbesar di Eropa, akan memperketat pengamanan di dua hotel mereka di Tunisia. Kapal pesiar Costa Cruises milik Carnival Corp CCL.N dari Italia memilih batal transit di Tunisia.
Tunisia, yang terletak di Afrika Utara, terkenal akan keindahan laut Mediterania. Posisinya juga dekat dengan Italia yang bisa dilalui dengan jalur laut.
"Peristiwa ini tentunya akan berdampak terhadap industri pariwisata Tunisia yang merupakan salah satu andalan negara tersebut," kata Yubil Septian, konsuler politik Indonesia untuk Tunisia, dalam surat elektroniknya kepada Tempo, Jumat, 19 Maret 2015.
Selain itu, kata Yubil, insiden ini juga akan menghambat pemulihan perekonomian dan investasi yang menjadi prioritas pemerintahan baru saat ini.
Sejak munculnya insiden itu, Museum Bardo yang selalu ramai dikunjungi wisatawan dalam negeri dan mancanegara untuk sementara ditutup.
Tunisia baru memasuki musim semi sehingga para wisatawan baru mulai berdatangan. "Minggu depan tanggal 24-28 Maret 2015 Tunisia juga kembali akan menjadi tuan rumah penyelenggaraan World Social Forum, suatu pertemuan para pengiat LSM sedunia, termasuk dari Indonesia," kata Yubil.
Seperti diberitakan, 20 turis asing dan tiga warga Tunisia tewas ditembak sekelompok orang yang membawa senjata di Museum Nasional Bardo, Tunis, Tunisia. Lewat media sosial, ISIS merayakan kegembiraan mereka atas penyerangan ini. Polisi sudah menahan sembilan terduga yang ikut terlibat dalam penembakan dan penyanderaan di museum itu. Dua pelaku penembakan telah tewas ditembak.
REUTERS | MARTHA WARTA SILABAN