TEMPO.CO, Washington - Setelah lima tahun berseteru, Amerika Serikat dikabarkan akan mendekati Presiden Suriah Bashar al Assad untuk bernegosiasi demi mengakhiri perang saudara di negeri itu. Hal ini dipertegas dengan pernyataan Menteri Luar Negeri AS John Kerry yang menyebut Washington tengah bekerja keras untuk menemukan solusi politik demi mendamaikan kedua belah pihak yang bertikai.
"Yah, kita harus bernegosiasi pada akhirnya. Kami selalu bersedia untuk bernegosiasi dalam konteks Perjanjian Jenewa yang pertama," kata Kerry dalam sebuah wawancara.
Menurut Kerry, AS membantu memimpin upaya internasional untuk memulai pembicaraan damai antara Assad dan kubu oposisi Suriah yang terpecah-belah. Tahun lalu, utusan dua kubu sempat bertemu di Jenewa untuk membahas kemungkinan kompromi.
Namun, setelah dua putaran pembicaraan, negosiasi menemui jalan buntu. Hingga kini, belum ada rencana negosiasi kembali digelar. Menurut Kerry, ada satu hal krusial yang mengganjal. "Assad tidak mau bernegosiasi," katanya kepada stasiun televisi CBS.
Menurut dia, langkah yang tengah dilakukan saat ini adalah mendekati kubu Assad untuk kembali duduk di meja perundingan. Inggris, salah satu sekutu dekat AS, berkeras bahwa Assad harus hengkang dari pemerintahan. "Assad tidak memiliki tempat pada masa depan Suriah," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Inggris menanggapi komentar Kerry.
Perang sipil di Suriah memasuki tahun kelima pada Minggu ini. Lebih dari 215 ribu orang tewas dan setengah dari penduduk negara itu mengungsi.
CBS | INDAH P.