TEMPO.CO, Damaskus – Seorang gadis Jerman tewas dalam sebuah peperangan membela kaum Kurdi di Suriah. “Gadis itu tewas dalam perang membela Kurdi melawan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS),” kata sumber dari kaum Kurdi.
Juru bicara Kurdish Peoples Protection Units, Nawaf Khalil, Senin, 9 Maret 2015, mengatakan, Ivana Hoffmann, 19 tahun, tewas pada Sabtu, 7 Maret 2015, ketika berperang bersama sejumlah milisi bersenjata di dekat Desa Tel Tamr, Suriah.
Menurut kantor berita Associated Press, Hoffmann adalah warga negara asing ketiga yang tewas dalam peperangan bersama Kurdi guna melawan ISIS di Suriah. Anggota Partai Komunis Leninis-Marxis di Turki (MLKP) itu bergabung dengan kelompok milisi yang dikenal dengan YPG sekitar enam bulan lalu.
“Avashin Tekoshin alias Hoffmann meninggal dalam bentrok bersenjata melawan ISIS sebelum fajar pada Sabtu, 7 Maret 2015,” bunyi siaran pers partainya. Namun, partai itu tidak menyebutkan berapa banyak loyalis MLKP yang berada di Suriah untuk bertempur melawan ISIS. Hoffmann lahir di Jerman dan orang tuanya berasal dari Afrika Selatan.
Organisasi hak asasi manusia berbasis di London, Inggris, Syrian Observatory for Human Rights, mengatakan, Hoffmann adalah warga negara asing ketiga yang berperang bersama Kurdi di Suriah dalam perang saudara selama empat tahun ini.
Sebuah video yang diunggah pada Senin pagi, 9 Maret 2015, di Facebook, untuk mengenang Hoffmann menunjukkan seorang perempuan belia dengan wajah tertutup kerudung memegang senjata dan berbiara dalam bahasa Jerman.
Perempuan itu menyebut "Daesh", kata dalam bahasa Arab yang merupakan singkatan dari ISIS dan Rojava, kata berbahasa Kurdi yang artinya sebuah kawasan otonomi luas di utara dan timur laut Suriah yang dikuasai Kurdi. "Kami di sini sebagai MLKP berperang demi kemerdekaan. Rojava adalah permulaan, Rojava adalah harapan,” ucapnya.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Jerman, Sawsan Chebli, mengatakan mereka belum menerima laporan mengenai kematian Hoffmann.
AL JAZEERA | CHOIRUL