TEMPO.CO, Gaza - Wilayah Jalur Gaza, Palestina, dilanda banjir hebat hampir 3 meter setelah Israel membuka beberapa bendungan. Puluhan rumah warga Palestina di Gaza dilaporkan terendam banjir, Senin, 23 Februari 2015.
Bencana itu memaksa banyak warga Gaza mengungsi. Kementerian Dalam Negeri Palestina di Gaza pada Minggu, 22 Februari 2015, menyebutkan bahwa pemerintah telah mengevakuasi banyak warga ke tempat penampungan di kamp Al-Bureij dan kamp pengungsi di Al-Zahra, yang didanai badan PBB untuk pengungsi UNRWA.
Kepala Badan Pertahanan Sipil di Gaza, Brigadir Jenderal Said Al-Arab, kepada Al Jazeera mengkonfirmasi bahwa bencana yang melanda wilayah Gaza terjadi karena tindakan Israel. Said mengatakan Israel membuka bendungan tanpa memberikan peringatan terlebih dulu. Ini menyebabkan kerusakan serius di sejumlah desa di Gaza yang dekat perbatasan. "Lebih dari 40 rumah terendam banjir dan 80 keluarga saat ini ada di tempat penampungan,” katanya.
Tak hanya membuat warga Gaza menderita, tindakan Israel yang membuka bendungan tanpa pemberitahuan itu juga merusak sektor pertanian dan peternakan di Gaza. “Kami mendesak organisasi hak asasi manusia lokal dan internasional mencegah tindakan lebih lanjut dari Israel,” ujarnya.
Muhammad Al-Midana, juru bicara pertahanan sipil Gaza, mengatakan bahwa air yang mengalir datang dengan kecepatan tinggi dari perbatasan Israel, yang memicu banjir besar. Gaza telah menderita sejak tahun 2007 akibat blokade Israel. Pemerintah Israel belum berkomentar atas kebijakannya yang memicu banjir besar di Gaza.
AL JAZEERA | WINONA AMANDA