TEMPO.CO, Damaskus - Perang Suriah selama 2014 telah menewaskan 76.021 orang, hampir separuh korbannya adalah warga sipil. Hal tersebut ditegaskan oleh kelompok pemerhati hak asasi manusia, Kamis, 1 Januari 2015.
Syrian Observatory for Human Rights, Kamis, 1 Januari 2015, dalam keterangannya kepada media massa mengatakan, sebanyak 33.278 penduduk sipil mati sia-sia tahun lalu. Adapun 22.627 jiwa lainnya, menurut organisasi berbasis di London itu, berasal dari pasukan pemerintah dan milisi. Sedangkan Perserikatan Bangsa-Bangsa menerangkan, sekitar 200 ribu orang telah tewas sejak perang berkecamuk pada 2011.
Presiden Suriah Bashar al-Assad memperkirakan perang di negerinya akan berlangsung panjang dan sulit berakhir. Assad, sebagaimana kabar dari situs pemerintah, Rabu, 31 Desember 2014, melakukan kunjungan ke sebuah distrik di luar Ibu Kota Damaskus dan bertemu dengan militer pendukungnya seraya mengucapkan terima kasih atas kiprahnya melawan "kaum teroris".
Menurut pemberitaan media pemerintah, Presiden Assad, yang juga merangkap sebagai panglima tertinggi angkatan bersenjata, gambar-gambarnya jarang muncul di media publik, meskipun dia di masa lampau pernah mengunjungi pasukannya. Terakhir kali, jelas media pemerintah, Presiden Assad berkunjung ke Johar, sebelah tenggara Damaskus.
"Jika ada daerah tetap berada dalam genggaman Suriah, itu adalah berkat kemenangan yang diraih dalam menghadapi terorisme," ucap Assad kepada pasukannya. Kantor berita pemerintah SANA mengatakan Presiden Assad berharap pasukannya yang menderita luka cepat sembuh dan menaruh simpati atas pengorbanannya.
AL JAZEERA | CHOIRUL
Baca berita lainnya:
Korban AirAsia QZ8501 Ketemu, Masih Ada 10 Misteri
Bodi Pesawat Air Asia Sudah Ditemukan?
Janji Tony Fernandes ke Pramugari Korban Air Asia
Dua Spekulasi Kecelakaan Air Asia QZ8501