TEMPO.CO, Jakarta - Beberapa hari setelah kakak dari John Cantile--warga negara Inggris yang disandera militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS)--merilis video untuk meminta ISIS membebaskan John, militan ini membalas dengan sebuah rekaman video yang melibatkan John.
Dalam video propaganda tersebut, seperti dilaporkan Mirror, Kamis, 16 Oktober 2014, John memperingatkan kemungkinan terjadinya Perang Teluk ketiga jika Amerika Serikat dan sekutunya tidak segera menghentikan gempuran ke wilayah tersebut untuk membasmi ISIS. (Baca: Jurnalis Inggris Dipaksa Masuk Islam oleh ISIS)
“Mereka (ISIS) mengatakan publik tidak belajar dari kejadian sebelumnya. Bahkan, tinta yang menuliskan perintah menarik diri pasukan AS dari Afganistan pun belum kering,” ujar John, yang tampil dengan baju berwarna oranye seperti baju tahanan di Guantanamo.
Meski pernyataan itu diucapkan langsung oleh John, pria yang telah diculik sejak dua tahun itu tampak seperti membaca naskah. Bahkan dalam video tersebut, John berani mengatakan bahwa ia adalah “warga negara Inggris yang ditinggalkan oleh pemerintahnya.”
Video penyekapan John dirilis ISIS pada pertengahan September lalu. Video berdurasi tiga menit yang diunggah ke media sosial itu memperlihatkan Cantile dalam kondisi sehat. Tidak seperti rekan-rekan wartawan yang pernah diculik ISIS, Cantile duduk di depan sebuah meja dengan latar belakang hitam. (Baca: ISIS Rilis Video Jurnalis Inggris yang Disekap)
Dalam video berjudul "Lend Me Your Ears" itu, Cantile mengaku ditangkap oleh ISIS saat tiba di Suriah pada 2012 lalu. Saat ini Cantile bekerja untuk harian terkemuka Inggris, The Sunday Times, The Sun, dan The Telegraph. Dia ditangkap bersama seorang fotografer Belanda, Joroen Oerlemans, saat bekerja di perbatasan Suriah dengan Turki.
ANINGTIAS JATMIKA | MIRROR
Terpopuler
Rehana, Pembasmi ISIS, Dikabarkan Tewas
Ratusan Pejuang ISIS di Kobane Tewas Dibom AS
29 Tahun Dibui, Pria AS Ini Ternyata Tak Bersalah