TEMPO.CO, Jakarta - Serangan dari kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) di negara-negara Islam selalu berhasil dilakukan. Hal ini didukung oleh sejumlah senjata yang digunakan untuk melawan pasukan pengaman atau membombardir barikade. Menurut data CAR--organisasi penelitian yang didanai oleh Uni Eropa, kebanyakan amunisi ISIS berasal dari Cina, Rusia, dan Amerika Serikat.
Dikutip dari Time, Senin, 6 Oktober 2014, CAR memantau setidaknya 1.700 serangan ISIS ke Irak dan Suriah sejak 22 Juli hingga 15 Agustus lalu. Setiap satu dari setiap lima amunisi yang digunakan langsung diperiksa oleh Penelitian Konflik dan Persenjataan di Amerika Serikat. (Baca: Ini 15 Senjata Andalan ISIS)
"Sebagian besar amunisi yang digunakan ISIS adalah hasil dari menjarah, menyita, atau yang ditinggalkan oleh pasukan pertahanan dan keamanan di Irak. Kebanyakan dari amunisi di Irak diproduksi di AS," kata CAR.
Berbagai jenis dan umur amunisi juga didata oleh CAR. Selain dari AS, ada senjata yang usianya sudah berumur 30 tahun yang berasal dari Cina dan amunisi buatan tahun 1945 dari Rusia pada akhir Perang Dunia II. (Baca: ISIS Banyak Gunakan Senjata Asal Amerika)
Ada lebih dari 300 amunisi produksi AS yang digunakan ISIS dengan waktu pembuatan mulai 2000 hingga 2010. Setidaknya ada amunisi dari tujuh produsen di Rusia yang digunakan ISIS selama menggempur Suriah. Kebanyakan senjata yang digunakan ISIS adalah M16 dan M4 bekas tentara Irak.
RINDU P. HESTYA | TIME
Berita Lain:
Bau Busuk, Kekasih Mayang: Saya Masak Kaldu Babi
Kim Jong-un Menghilang dari Pyongyang
Zona Tempur ISIS Jadi Obyek Wisata Perang