TEMPO.CO, Raqqa - Sejumlah wanita yang bergabung dengan kelompok militan Negara Islam Irak dan Suriah ditugaskan dalam satuan Brigade Al-Khansaa. Satuan ini bertugas berpatroli di jalan-jalan Kota Raqqa untuk memastikan semua wanita mematuhi peraturan untuk menggunakan pakaian muslimah sebagaimana digariskan ISIS. (Baca: Milisi Wanita ISIS Bentuk Brigade Al-Khansaa)
Mereka akan menghukum perempuan yang hanya memakai jilbab biasa atau abaya yang terlalu pas di tubuh. Tak hanya itu, wanita yang menunjukkan mata mereka juga akan mendapatkan hukuman dari salah satu pemimpin Al-Khansaa yang dikenal dengan nama Umm Hamza.
“Dia besar, memiliki senjata jenis AK, pistol, cambuk, dan keris,” tutur Khadijah, mantan anggota Al-Khansaa yang kini bersembunyi di Turki, dalam wawancara dengan CNN yang dirilis hari ini.
Menyadari ketakutan Khadijah, Komandan Brigade Al-Khansaa Umm Rayan menegaskan, “Kami (ISIS) akan keras pada orang-orang kafir, tetapi kami akan penuh belas kasihan kepada kelompok kami.” (Baca: Milisi Wanita ISIS Hanya Digaji Rp 2,4 Juta)
Brigade Al-Khansaa yang berbasis di Kota Raqqa ini terdiri dari sekitar 25-30 wanita. Menurut laporan Daily Telegraph pada awal September lalu, sebagian besar wanita tersebut berusia 18-24 tahun. Beberapa wanita di antara mereka tergabung dalam barisan utama ISIS yang bertempur di garis terdepan. (Baca: Lewat Twitter, Wanita Skotlandia Ajak Berjihad)
ANINGTIAS JATMIKA | CNN | DAILY TELEGRAPH
Terpopuler
WNI Korban Pembunuhan di Australia Diduga Transgender
WNI Jadi Korban Mutilasi Pacarnya di Australia
Mayang Sebut Dirinya Waria Kelas Atas Asia