TEMPO.CO, Gaza - Ribuan warga Israel menghadiri prosesi pemakaman penuh emosional tiga mayat pemuda warga daerah pendudukan yang ditemukan tewas di dekat Hebron, Tepi Barat.
Ketiga pemuda tersebut adalah Gilad Shaar, 16 tahun, Naftali Fraenkel (16), dan Eyal Yifrah (19). Mereka hilang pada 12 Juni 2014 dalam perjalanan pulang menggunakan mobil dari sekolah agama di Kfar Etzion.
Kawasan tersebut merupakan daerah ilegal yang berdiri di antara Bethlehem dan Hebron. Para pemuda itu ditemukan tewas oleh aparat keamanan Israel di Desa Halhoul, Tepi Barat, pada Senin malam waktu setempat, 30 Juni 2014.
Suasana pemakaman di Kota Modi'in pada Selasa, 1 Juli 2014, itu berlangsung muram, bila tidak dikatakan penuh emosi. Para pelayat--sebagian besar para pemuda--menyatakan ingin membalas dendam atas kematian rekannya. Namun tak begitu jelas apa bentuk balas dendam yang akan mereka lakukan.
"Kami ingin mengirimkan sebuah pesan bahwa kematian tiga pemuda ini tidak akan sia-sia," kata Yehuda Stern, seorang warga lokal.
Di lokasi lain, berlangsung demonstrasi lebih keras untuk menuntut balas atas kematian tiga pemuda tersebut. Lebih dari 20 orang ditahan oleh aparat keamanan saat mereka berunjuk rasa di Yerusalem. Dalam aksi jalanan tersebut, para pengunjuk rasa meneriakkan yel-yel kebencian: "Mampuslah warga Arab".
AL JAZEERA | CHOIRUL