TEMPO.CO, Damaskus - Lebih dari 38 bulan perang saudara yang berlangsung di Suriah tak juga menunjukkan tanda-tanda akan berakhir. Kelompok pemantau hak asasi manusia, Syrian Observatory for Human Rights, Senin, 19 Mei 2014, mengumumkan jumlah korban tewas sudah menembus angka 162.000 orang.
Kelompok yang bermarkas di Inggris itu mengatakan total korban tewas yang bisa mereka catat mencapai 162.402 sejak konflik pecah pada Maret 2011. “Angka ini bisa lebih banyak karena banyak korban yang tidak terdata,” kata direktur lembaga tersebut, Rami Abdel Rahman, seperti dilansir kantor berita Reuters. (Baca:Utusan PBB-Liga Arab untuk Suriah Undur Diri )
Rami mengatakan lembaganya mendapatkan data dari aktivis-aktivis Suriah. Jumlah korban dalam data ini terdiri atas 54.000 warga sipil, 42.700 pemberontak, dan 65.702 anggota militer Suriah. Selain itu, terdapat 62.800 korban dari milisi pro-Pesiden Bashar al-Assad dan warga asing yang berperang di pihak pemberontak.
Selain itu, Rami memperkirakan ada 18.000 orang yang tidak jelas keberadaannya karena ditangkap tentara pemerintah. Sedangkan dari kubu pemerintah, 8.000 orang hilang tanpa jejak. “Ada kemungkinan korban tewas 70.000 orang lebih banyak dari data yang ada atau sekitar 23.000 orang,” kata Rami. (Baca:Liput Perang di Suriah, 3 Jurnalis Lebanon Tewas)
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sudah tak lagi mencatat jumlah korban konflik Suriah. PBB secara resmi berhenti menghitung jumlah korban pada Juli tahun lalu saat angka korban tewas 100.000 orang.
REUTERS | RAJU FEBRIAN
Terpopuler:
Cina Evakuasi 3.000 Warganya dari Vietnam
Jelang Piala Dunia, Demam Berdarah Hantui Brasil
Mempelai Arab Wajib Jalani 'Latihan' Pernikahan