TEMPO.CO, Seoul – Seorang profesor ahli politik sekaligus pengamat konflik di Semenanjung Korea dari Angelo State University, Texas, Bruce Bechtol, menilai jika serangan artileri Korea Utara pada Senin, 3 Maret 2014 merupakan pesan bagi Amerika Serikat. “Seberapa pun sering Amerika dan Korea Selatan melakukan latihan, kami (Korea Utara) bisa memukul kalian kapan saja,” kata Bruce, mencoba mereka pesan yang coba disampaikan Korea Utara, seperti diberitakan USA Today. (Baca: Ini Sebab Gempuran Dua Korea Meningkat).
Memang Amerika Serikat dan Korea Selatan kerap melakukan latihan di perbatasan yang dipersengketakan. Biasanya itu terjadi pada bulan Februari dan Maret setiap tahun. Terakhir, Abang Sam dan sekutunya itu berlatih pada 27 Maret 2014 lalu. (Baca: Dua Korea Mulai Saling Serang).
“Latihan-latihan itu sebenarnya mengintimidasi Korea Utara, tapi mereka tak mau menanggapinya secara spontan. Namun akhirnya ketegangan pun pecah kemarin,” kata Bruce.
Sebelumnya, Senin kemarin, aksi saling buang peluru terjadi di perbatasan dua Korea. Sebanyak 500 putaran artileri dimuntahkan dari senjata milik militer Korea Utara, memaksa warga Korea Selatan yang hidup diperbatasan mengungsi. Aksi sembrono itu kemudian dibalas Korea Selatan dengan meluncurkan pesawat tempur F-15K di wilayah perbatasan dan membalas tembakan sebanyak 300 kali putaran artileri ke perairan Korea Utara.
“Ini adu provokasi, tujuan sebenarnya adalah untuk Amerika Serikat,” kata Bruce.
SANDY INDRA PRATAMA | USA Today
Topik terhangat:
MH370 | Kampanye 2014 | Jokowi | Prabowo | Dokter TNI AU
Berita terpopuler lainnya:
Yahoo! Bikin Tandingan YouTube
Putin Ingin 'Hidupkan' Kembali Uni Soviet
The Raid Dilarang Tayang di Malaysia