TEMPO.CO, Damaskus - Hilal al-Assad, sepupu Presiden Suriah Bashar al-Assad, tewas bersama tujuh pengawalnya dalam sebuah pertempuran di perbatasan Kota Kasab, Provinsi Latakia, Suriah. Mereka tewas ketika pemberontak menghujani kendaraan yang mereka tumpangi dengan mortir.
Kabar kematian Hilal itu dilaporkan oleh organisasi hak asasi manusia yang berbasis di London, Syrian Observatory for Human Rights, dan dibenarkan oleh stasiun televisi Suriah. Menurut laporan stasiun televisi itu, Hilal merupakan Kepala Pasukan Pertahanan Nasional di Provinsi Latakia. Hilal merupakan pendiri Pasukan Pertahanan Nasional, sebuah kelompok sipil bersenjata pro-pemerintah, yang berjuang mempertahankan kekuasaan Presiden al-Assad bersama militer.
Kelompok pemberontak Suriah, Jaish al-Islam, dalam keterangannya kepada media seperti dilansir Al-Jazeera, Senin, 24 Maret 2014, mengatakan mereka bertanggung jawab atas kematian Hilal.
"Roket pertama ditembakkan pada pukul 19.15 malam, lima menit kemudian disusul tembakan roket berikutnya. Sasaran tembakan roket adalah sebuah rumah tempat Hilal mengadakan pertemuan bersama anggota Pasukan Pertahanan Nasional lainnya," demikian bunyi pernyataan pemberontak.
Pada Ahad, 23 Maret 2014, sejumlah aktivis dan media pemerintah melaporkan telah terjadi baku tembak di dekat Kota Kasab. Mereka menyatakan kedua belah pihak saling mengirimkan bala bantuan. Sedangkan pejabat Suriah mengatakan para pemberontak itu berasal dari Turki.
Perang di Kasab pecah pada Jumat, 21 Maret 2014, menyebabkan sediktinya 80 orang tewas dari kedua belah pihak. Provinsi Latakia merupakan kampung halaman keluarga Assad yang dianggap sebagai wilayah yang menjadi basis kubu pendukung pemerintah karena sebagian penduduknya berasal dari kaum minoritas Alawite.
AL JAZEERA | CHOIRUL