TEMPO.CO, Kairo - Perusahaan pariwisata internasional meminta para wisatawan asing yang berada di Mesir untuk tetap tinggal di hotel mereka begitu tiba di wilayah Sinai di utara negara itu. Imbauan ini muncul setelah kelompok militan Sinai, Ansar Bayt al-Maqdis, atau Pendukung Yerusalem, pekan ini mengaku bertanggung jawab atas pemboman sebuah bus wisata di wilayah itu.
Selain mengeluarkan pernyataan pertanggungjawaban, mereka juga mengancam akan melakukan lebih banyak serangan di wilayah yang populer sebagai tujuan wisata ini.
Februari adalah puncak kunjungan wisatawan di Sinai. Namun setelah pengeboman, kawasan ini menjadi begitu sepi. "Kami tak mendapat pemesanan baru dalam tiga hari ini," kata Raymond Heshmat, karyawan di resor Taba Heights pada Al Arabiya.
Hal yang sama diungkapkan Heba Atteya, operator tur di Kairo. "Sekitar 30 persen wisatawan dari luar Mesir telah membatalkan pemesanan mereka, terutama untuk tujuan Sharm el-Sheikh dan Dahab," katanya.
Menurut Heshmat, sebelum pengeboman, wisata di wilayahnya tengah kembali menggeliat, setelah sebelumnya hampir mati setelah penggulingan Presiden Mohammad Mursi pada tanggal 3 Juli 2013. Lebih dari US$ 1 miliar pendapatan wisata kawasan ini hilang akibat terhentinya aktivitas bisnis karena tak ada wisatawan yang datang.
Ledakan bom di bus wisata menewaskan tiga wisatawan Korea Selatan dan satu sopir asal Mesir. Peledakan ini menurut mereka merupakan balas dendam atas tewasnya salah satu tokoh mereka oleh Israel. "Kami mengimbau wisatawan meninggalkan Sinai dengan anam sebelum batas waktu yang kami tetapkan pada 20 Februari," kata pengumuman mereka melalui akun Twitter yang terkait dengan kelompok militan itu.
AL ARABIYA | TRIP B