TEMPO.CO, Aleppo - Pemerintah Suriah meningkatkan serangan terhadap benteng pertahanan pemberontak di timur Kota Aleppo yang menyebabkan sedikitnya 26 orang tewas.
Menurut keterangan Syrian Observatory for Human Rights, Senin, 3 Februari 2014, korban tewas terdiri dari 12 pria, 11 anak-anak, dan tiga perempuan. "Mereka tewas akibat gempuran udara helikopter yang menjatuhkan senjata ke sekitar Aleppo timur," demikian pernyataan organisasi itu.
Kawasan yang dijadikan markas pertahanan pemberontak dalam tiga hari ini telah menjadi sasaran gempuran bom udara pasukan Suriah. Lembaga NGO yang bermarkas di London itu menyatakan, akibat serangan pada Ahad, 2 Februari 2014, setidaknya 36 orang kehilangan nyawa. Sedangkan serbuan pada Sabtu, 1 Februari, menyebabkan 85 orang tewas.
Observatory menerangkan bahwa Januari 2014 merupakan bulan paling berdarah dalam konflik yang telah berlangsung sejak Maret 2011 dengan jumlah korban mencapai 5.794 orang. Al Jazeera tidak bisa mengkonfirmasi keterangan tersebut dari pihak independen sebab pemerintah membatasi ruang gerak jurnalis di dalam negeri.
Rami Abde Rahman, Direktur Eksekutif Observatory, mengatakan peningkatan gempuran udara pasukan Suriah ke wilayah di sebelah timur dan utara Kota Aleppo memaksa warga sipil eksodus.
"Warga yang tinggal di sekitar wilayah timur mulai meninggalkan kediamannya sejak tiga hari lalu untuk menghindari serangan bom minyak yang dijatuhkan melalui udara (helikopter)," ujar Rahman kepada kantor berita AFP sebagaimana diwartakan Al Jazeera, Senin, 3 Februari 2014.
AL JAZEERA | CHOIRUL
Berita Terpopuler:
Kronologi Pembunuhan Feby Lorita
Prabowo Tahu jika Anak Ahok Pengin Jadi Tentara
Alasan Edo Bunuh Feby karena Cintanya Ditolak
Meski Jokowi Sidak, Aparatnya Belum Kapok Juga
Anggoro Operasi Wajah? Pengacara: Beda karena Umur