TEMPO.CO,Swiss - Diam-diam pemerintah Amerika Serikat menyelidiki kepribadian pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un, dengan mewawancarai teman-temannya semasa kuliah di Swiss. Hal ini disampaikan oleh mantan utusan AS untuk Asia Timur dan Pasifik, Kurt Campbell. Hal ini terungkap pada CNN akhir pekan lalu.
Penilaian atas kepribadian Kim, katanya, sangat mengejutkan. Di luar wajahnya yang terkesan ramah dan jenaka, menurut Campbell, dia adalah sosok yang berbahaya.
Menurut laporan yang dikumpulkannya, semasa kuliah Kim mengaku sebagai anak seorang sopir untuk Kedutaan Korea Utara. Sebagian besar laporan menunjukkan ia tinggal di asrama kampusnya antara 1998 hingga 2000 ketika ia berusia 15 sampai 17 tahun. Namun, Campbell menegaskan bahwa ia "menghabiskan tujuh atau delapan tahun di Swiss."
"Kami berusaha keras untuk menemukan dan mewawancarai hampir semua teman sekelasnya," kata Campbell. "Dari semua yang diucapkan temannya, semua mengerucut pada simpulan bahwa dia berbahaya, susah ditebak, rentan terhadap kekerasan, dan memiliki delusi keagungan."
Campbell membuat komentar dalam konteks diskusi tentang pembersihan baru-baru ini di Korea Utara dan eksekusi atas Jang Song Thaek, paman Kim. Mantan pejabat Departemen Luar Negeri ini mengakui bahwa dunia benar-benar tidak tahu cerita penuh tentang eksekusi Jang atau mengapa hal itu terjadi.
"Kita tidak tahu apa yang terjadi di dalam rezim Korea Utara, sama seperti kita juga tak tahu apa yang terjadi di kepala Kim," katanya.
WASHINGTON POST | TRIP B