TEMPO.CO, Teheran - Presiden terpilih Iran, Hassan Rouhani, menjanjikan hubungan yang lebih baik antara Iran dan dunia, termasuk Amerika Serikat. Ia juga berharap akan ada kemajuan pada penyelesaian sengketa nuklir.
Rouhani mengatakan pemerintah barunya, yang baru akan dibentuk setelah pelantikan pada bulan Agustus, akan "menghidupkan kembali etika dan interaksi yang konstruktif dengan dunia melalui moderasi". "Saya berharap bahwa semua negara menggunakan kesempatan ini," katanya dalam konferensi pers pertamanya sejak menang pemilihan.
Ketika ditanya apakah ia akan siap untuk mengadakan pembicaraan langsung dengan Amerika Serikat, Rouhani mengatakan, "Masalah hubungan antara Iran dan Amerika adalah masalah rumit dan sulit. "Ini adalah luka lama yang perlu ... sembuh."
Rohani menetapkan tiga kondisi untuk pembicaraan langsung. "Pertama, mereka tidak akan campur tangan dalam urusan internal Iran. Kedua, mereka harus mengenali semua hak bangsa Iran termasuk hak mengembangkan nuklir, dan ketiga mereka harus menyisihkan kebijakan yang menindas terhadap Iran," katanya.
Negara-negara Barat percaya bahwa program nuklir Iran adalah untuk menutupi rencana pengembangan bom atom. Washington dan Uni Eropa memperketat sanksi termasuk perdagangan dan keuangan terhadap Iran tahun lalu, memaksa pemotongan tajam ekspor minyak dan menyebabkan problem serius dalam perekonomian negeri itu.
Iran mengatakan program nuklirnya adalah untuk energi dan tujuan medis saja, dan hak berdaulat di bawah perjanjian internasional yang menjamin akses pada teknologi atom untuk tujuan damai. Rohani adalah negosiator nuklir Iran sepanjang kurun 2003-2005. Dia sukses menegosiasikan penghentian pengayaan uranium Teheran.
REUTERS | TRIP B
Terhangat:
EDSUS HUT Jakarta | Kenaikan Harga BBM | Rusuh KJRI Jeddah
Baca juga:
Soal Macet, Jokowi-Ahok Lupakan Hal Sederhana?
Jokowi Sebut BLSM dengan Balsem
Jokowi Ternyata Pernah Dagang di PRJ
Nilai Kinerja Transportasi Jokowi: Niat 8, Hasil 6