TEMPO.CO, Riyadh - Lima belas orang di Arab Saudi meninggal akibat virus mirip SARS sejak Agustus tahun lalu. Menurut Menteri Kesehatan Abdullah al-Rabia, sedikitnya 24 orang dilaporkan terserang virus itu di negaranya, dari 34 kasus yang dilaporkan di seluruh dunia.
Sebelumnya, berdasar data WHO, di Arab Saudi hanya ditemukan 11 orang meninggal akibat virus yang menyerang saluran pernafasan ini. Penyakit yang disebabkan oleh serangan virus misterius ini diistilahkan dengan bahasa medis sebagai NCoV-EMC, atau coronavirus baru.
Rabia juga mengatakan tiga orang lain masih dirawat. Dia berjanji untuk mengumumkan secara transparan hasil tes medis mereka.
Asisten direktur jenderal WHO untuk keamanan kesehatan dan lingkungan, Keiji Fukuda, mengatakan pada konferensi pers di Riyadh pada hari Minggu bahwa virus baru adalah tantangan bagi negara-negara yang terkena dampak dan dunia untuk mengantisipasi penyebarannya. Ia mengatakan para ahli masih bergulat untuk memahami semua aspek virus dan bagaimana manusia terinfeksi, menekankan, bagaimana pun, bahwa "virus baru ini bukan virus SARS."
"Ini adalah infeksi baru," sebuah pernyataan WHO mengatakan. "Perhatian dunia terbesar adalah tentang potensi penyebaran virus. Kekhawatiran paling besar adalah kenyataan bahwa kelompok yang berbeda terlihat di beberapa negara semakin mendukung hipotesis bahwa ketika ada kontak erat maka coronavirus dapat menular antarmanusia."
Virus pertama kali tercatat pada September 2012. Sampai saat ini sudah ada 34 kasus yang dilaporkan di seluruh dunia, dan 18 dari mereka telah meninggal, menurut WHO.
ARAB NEWS | TRIP B