TEMPO.CO, London - Inggris dan dunia kehilangan seorang pemimpin. Perdana menteri perempuan pertama dan satu-satunya di Inggris, Margaret Thatcher, kemarin meninggal dalam usia 87 tahun, setelah terkena serangan stroke. "Saya yakin dia akan dikenang sebagai salah satu perdana menteri terbesar yang pernah dimiliki Inggris,” kata juru bicara keluarga, Lord Bell, kemarin.
Terlahir bernama Margaret Hilda Roberts di Grantham, Lincolnshire, kota kecil di timur Inggris, 13 Oktober 1925. Thatcher memulai debut politiknya saat menyampaikan pidato pada usia 20 tahun. Ia mengenyam pendidikan di ilmu kimia Universitas Oxford.
Sempat menjadi ahli kimia dan pengacara, karier politik Thatcher mulai menanjak saat terpilih menjadi Ketua Partai Konservatif pada 1975. Hanya berselang empat tahun, ia membuat sejarah dengan menjadi perdana menteri perempuan pertama di negara itu. "Saya tidak menyangka akan ada seorang perempuan perdana menteri seumur hidup saya," ujar Thatcher dalam sebuah wawancara seusai kemenangan pertamanya.
Selama kepemimpinannya di periode pertama, namanya mencuat saat memerintahkan perang dengan Argentina yang mengklaim Kepulauan Falklands atau Malvinas pada 1982.
Kemenangan Inggris merebut kembali Falklands menbuatnya terpilih kembali pada Pemilu 1983. Setahun setelah menjabat PM kedua kalinya, Thatcher lolos dari serangan bom yang dilakukan teroris Irlandia (IRA). Thatcher selamat dalam ledakan bom di hotel tempat penyelenggaraan Konferensi Partai Konservatif di Brighton.
Pada 1987, Thatcher kembali terpilih menjadi PM ketiga kalinya. Namun, sebelum masa pemerintahannya berakhir, ia mengundurkan diri pada 1990 akibat tekanan di internal partai. Kebijakan pajak yang dikeluarkannya dinilai memberatkan dan menimbulkan gejolak di masyarakat saat itu.
Hingga kini Thatcher masih menjadi satu-satunya perdana menteri perempuan Inggris. Ia juga menjadi perdana menteri dengan jabatan terlama, yaitu 11 tahun. Setelah ia lengser, posisinya digantikan John Major (1990-1997), Tony Blair (1997-2007), Gordon Brown (2007-2010), dan David Cameron (2010-sekarang).
Satu yang paling diingat dari Thatcher adalah julukannya sebagai Iron Lady alias Wanita Besi. Julukan ini awalnya diberikan oleh wartawan militer asal Uni Soviet, Kapten Yuri Gavrilov, lantaran konsistensi Thatcher menentang Uni Soviet dan komunisme. Julukan ini pertama kali muncul di harian Red Star pada 1976.
Thatcher bersikap tegas karena dunia politik yang keras dan didominasi laki-laki. Suatu saat ia pernah berujar, “Dalam politik, jika kamu ingin sesuatu, tanyakan pada pria. Tapi jika kamu ingin sesuatu beres, tanya pada wanita,” katanya.
Biografi Thatcher pun sudah difilmkan dengan judul the Iron Lady yang dibintangi Meryl Streep.
BBC | REUTERS | NATALIA SANTI | RAJU FEBRIAN
Baca juga
KPK Periksa Andi Mallarangeng Hari Ini
Bahan Kimia Daging Merah Picu Penyakit Jantung
Jantung Pun Bisa Mengendus Aroma
Topik terhangat:
Penguasa Demokrat | Agus Martowardojo | Serangan Penjara Sleman | Harta Djoko Susilo | Nasib Anas