TEMPO.CO, Paris - Mantan Presiden Prancis, Nicolas Sarkozy, ditempatkan di bawah penyelidikan resmi atas skandal dana kampanye tahun 2007. Ia dituding menerima sumbangan ilegal dari seorang wanita terkaya di Prancis.
Sarkozy dituduh menerima ribuan euro dari pewaris bisnis L'Oreal, Liliane Bettencourt, yang kini berusia 90 tahun. Sebelumnya ia membantah mengambil keuntungan keuangan dari Bettencourt. Pengacaranya mengatakan, ia akan mengajukan banding terhadap "keputusan kacau dan tidak adil" itu.
Hakim Jean-Michel Gentil, yang memimpin penyelidikan, memanggil Sarkozy secara tiba-tiba untuk pertemuan tatap muka dengan pelayan Bettencourt, Pascal Bonnefoy, di Kota Bordeaux, kemarin. Hakim ingin menentukan seberapa sering politikus itu bertemu Bettencourt pada tahun 2007.
Selama ini, Sarkozy bertahan dengan menyatakan dia hanya sekali selama tahun itu bertemu Bettencourt. Namun kepala pelayan memberikan keterangan yang berbeda pada hari Kamis.
Setelah sidang, jaksa mengatakan, mantan presiden telah ditempatkan di bawah penyelidikan resmi atas dugaan "mengambil keuntungan dari orang yang rentan."
Polisi menggerebek rumah Sarkozy dan kantor pada Juli lalu setelah ia kehilangan kekebalan kepresidenannya. Dia dinyatakan sebagai saksi pada bulan November, yang oleh pers Prancis dibaca sebagai "seorang tersangka tapi belum didakwa secara resmi."
Sarkozy bertemu Bettencourt ketika dia menjadi wali kota dan menjalin persahabatan yang dekat dengannya selama bertahun-tahun. Seorang staf miliarder itu menyatakan, Sarkozy mengunjunginya secara berkala. Staf yang bertindak untuk Nyonya Bettencourt itu juga memberikan 150 ribu euro secara tunai untuk membantu kampanye Sarkozy menjadi presiden.
Mantan akuntan Bettencourt, Claire Thibout, menuduh bendahara kampanye Sarkozy pada saat itu, Eric Woerth, yang kemudian menjadi menteri anggaran, mengumpulkan uang tunai secara pribadi. Dia juga mengungkapkan dalam berita acara polisi yang bocor bahwa Sarkozy, saat menjadi wali kota Neuilly 1983-2002, sering melakukan kunjungan ke rumah Bettencourt dan pulang dengan amplop berisi uang tunai.
Namun Sarkozy membantah ia mengambil amplop berisi uang tunai. "(Bettencourt) tidak pernah memberi saya satu sen dan saya tidak pernah meminta mereka untuk apa pun," ujarnya, seperti dikutip oleh surat kabar Sud-Ouest.
Woerth, yang dipaksa mengundurkan diri sebagai bendahara partai UMP pada bulan Juli sebagai akibat dari skandal tersebut, sudah dalam penyelidikan resmi atas tuduhan yang sama.
BBC | TRIP B
Berita Terpopuler:
Daftar Pasal Kontroversial di Rancangan KUHP
Buyung dan Rizal Ramli Ikut Minta SBY Turun
Adnan Buyung Mengusulkan Pemilu Dipercepat
Ahmadinejad Nyaris Tertembak Pengawal Presiden AS
Aksi 25 Maret Bukan Kudeta, tapi...