TEMPO.CO, Jakarta - Aparat keamanan menangkap tiga tersangka dari kelompok militan Islam di Prancis Selatan. Menurut jaksa Francois Molins di Paris, Senin, 11 Maret 2013, mereka sedang merencanakan serangan dalam beberapa hari ke depan. Kelompok ini diduga terinspirasi oleh insiden penembakan yang mengguncang negara ini tahun lalu.
Menurut Molins, polisi menemukan senjata dan bahan peledak di rumah salah seorang tersangka di Kota Marignane, dekat Marseille, dan berhasil mencegat komunikasi antar-mereka, dan orang-orang menyarankan mereka untuk segera beraksi. Tiga laki-laki yang dibawa untuk diinterogasi pekan lalu dan seorang lainnya yang kemudian dilepaskan akan diselidiki secara resmi, Senin.
"Penyelidikan menunjukkan bahwa kita dihadapkan pada sebuah laboratorium improvisasi pembuatan alat peledak sungguhan. Bahkan, jika kita tidak memiliki bukti dari rencana pastinya, pesan yang dipertukarkan oleh para peserta ini menyarankan bahwa jadwal (aksi) bisa dipercepat," kata Molins.
Penangkapan terhadap ketiganya tepat setahun setelah insiden penembakan oleh Mohamed Merah. Pria 23 tahun bersenjata itu mengamuk, yang menewaskan tiga anak Yahudi, rabi, dan tiga tentara di selatan Kota Toulouse. Merah akhirnya tewas dalam baku tembak dengan polisi.
Prancis saat ini dalam keadaan siaga tinggi untuk menghadapi kemungkinan aksi balasan dari kelompok militan sejak negara ini melakukan intervensi militer ke Mali, Januari lalu.
REUTERS | ABDUL MANAN