TEMPO.CO, Kabul - Dua pejabat Afganistan, masing-masing pejabat urusan perempuan dan kepala kepolisian provinsi Afganistan, tewas dalam sebuah serangan terpisah, Senin, 10 Desember 2012.
Nadia Sidiqi, kepala Departemen Urusan Wanita untuk Provinsi Laghman, tewas ditembak saat dalam perjalanan menuju tempat kerja. Sedangkan Jenderal Mohammad Musa Rasuli, Kepala Kepolisian Nimroz, dalam perjalanan pulang dari Provinsi Herat, tewas ketika kendaraan yang ditumpanginya menghantam ranjau bom.
Pekan lalu, menurut polisi, kepala intelijen Afganistan Asadullah Khalid mengalami luka-luka setelah diserang bom bunuh diri oleh Taliban. Asadullah Khalid diserang di Kabul oleh seorang pria yang berpura-pura menjadi utusan perdamaian. Selanjutnya, lapor koresponden BBC, pelaku meledakkan diri.
Kantor berita AFP dalam laporannya menyebutkan, Nadia Sidiqi tewas dibunuh oleh dua pria bersenjata tanpa identitas saat berangkat kerja menggunakan becak motor. "Kami telah melakukan penyelidikan dan kami menutup tempat kejadian perkara. Kami segera menangkap para penyerang," kata Kepala Kepolisian Laghman, Ahmad Sherzad, kepada AFP.
Sidiqi ditunjuk menjadi Kepala Departemen urusan Wanita Laghman menggantikan Hanifa Safi yang tewas dalam sebuah serangan bom pada Juli 2012. Safi, yang berjuang untuk perbaikan kaum wanita, tewas saat mobil yang dinaikinya diserang bom ketika dia meninggalkan rumahnya di Provinsi Laghman.
Pekan lalu, seorang perempuan berusia 25 tahun, pekerja kesehatan, disiksa di Provinsi Kapisa, perbatasan dengan Laghman. Di Nimroz, pejabat setempat mengatakan, Jenderal Rasuli tewas di rumah sakit setelah mengalami cedera serius. Tiga korban lainnya juga dikabarkan mengalami luka berat akibat serangan tersebut. Hingga saat ini belum jelas siapa yang bertanggung jawab atas serangan itu, namun Taliban rutin menjadikan pejabat pemerintah sebagai sasaran serangan. Tentara AS pun tak jarang jadi korban.
BBC | CHOIRUL
Berita Terpopuler:
Bupati Aceng Nikahi Shinta, Pestanya Meriah
Gaya Mewah Djoko Susilo, Nunun, dan Miranda
Kemenangan Zaki Ubah Peta Politik Keluarga Atut
Mubarok Akui Partai Demokrat Semrawut
Sutan Bhatoegana: Lepas dari Hambalang, Anas Melejit