TEMPO.CO , Pyongyang -Korea Utara pada Ahad 15 April melansir apa yang tampaknya merupakan sebuah rudal baru dalam parade militer di Pyongyang, Korea Utara.
Rudal yang dipamerkan selama perayaan untuk 100 tahun kelahiran pendiri Korea Utara, Kim Il-Sung, menambah arsenal yang meningkatkan kecemasan internasional oleh negeri yang secara simultan mengembangkan senjata nuklir.
Perayaan itu dua hari setelah Korea Utara menembakkan sebuah roket yang secara luas dilihat sebagai tes provokatif teknologi misil. Roket yang digembar-gemborkan untuk mengirim satelit ke orbit Bumi itu meledak satu menit setelah meluncur ke angkasa. Meski roket gagal total, Kim Jong-un tetap bertepuk tangan untuk militer.
Dalam pidato pertama publiknya Ahad lalu, di saat negeri miskin itu memperingati 100 tahun kakeknya, Kim menyerukan sebuah dorongan "final victory".
Jong-un, dalam setelan hitam dan dikelilingi tiga petinggi dalam garis kekuasaan di Korea Utara, membaca sebuah naskah dengan nada monoton di lapangan pusat Pyongyang di hadapan ribuan tentara dan para pelaut dalam parade militer Korea Utara.
Ceria, penuh senyum, dan penuh canda dengan para jenderal, Jong-un bercengkerama dan mengawasi parade, mengingatkan bahwa meski peluncuran roket pada Jumat gagal, Korea Utara masih mampu melakukan sebuah serangan militer
AP | REUTERS | DWI A