TEMPO.CO , Harare - Sebuah pengadilan di Zimbabwe memutuskan untuk tidak memenjarakan enam aktivis yang ditangkap saat menonton video berita tentang Arab Spring. Gantinya, mereka dihukum kerja sosial selama 420 jam dan denda US$ 500 per orang.
Munyaradzi Gwisai, dosen hukum di universitas utama Zimbabwe dan mantan anggota parlemen untuk kelompok oposisi Movement for Democratic Change (MDC), dan lima aktivis lainnya sebelumnya dijatuhi hukuman dua tahun penjara. Namun hukuman itu ditangguhkan selama lima tahun. Para aktivis berencana naik banding.
Jaksa telah meminta hukuman maksimum 10 tahun dengan alasan kelompok itu telah merencanakan pemberontakan serupa di Arab untuk menggulingkan Presiden otokratis Zimbabwe, Robert Mugabe, yang telah berkuasa selama 30 tahun.
The Associated Press melaporkan hakim Kudakwashe Jarabini mengatakan di ruang sidang Harare bahwa ia telah memutuskan mengambil "pendekatan penuh kasih". Ia menyatakan tidak ingin hukuman yang keras untuk memberikan shock therapy bagi rakyat Zimbabwe.
Dalam sebuah wawancara telepon dari Harare, Gwisai menyatakan hukuman menunjukkan bahwa pemerintah rentan terhadap kritik. Jangankan dari luar negeri, dikiritik rakyatnya sendiri saja ketakutan. "Kami jelas sangat senang bahwa kami belum dipenjara, dan itu menunjukkan bahwa rezim telah mundur dalam menghadapi mobilisasi," katanya.
Para aktivis sebelumnya lantang bersuara tentang penyelenggaraan pemilu baru. Morgan Tsvangirai, kandidat dari MDC, memenangi suara terbanyak dalam pemilu 2008, tapi menarik diri karena serangan terhadap para pendukungnya. Sebanyak 350 orang diperkirakan tewas dalam kekerasan pemilu tahun itu.
TRIP B | AP