TEMPO.CO , Kabul - Presiden Afganistan, Hamid Karzai, mengatakan, pemerintahnya melakukan pembicaraan dengan Taliban hampir setiap hari. Namun, katanya dalam sebuah wawancara dengan televisi SBS Australia untuk disiarkan pada Selasa, kontak itu dilakukan melalui perantara.
Afganistan dan para pejabat AS sedang mengupayakan negosiasi dengan Taliban sebagai cara untuk memastikan perdamaian setelah pasukan tempur asing meninggalkan negara itu tahun 2014. bagaimanapun, kondisi keamanan negeri itu masih sangat rapuh dengan masih gencarnya perlawanan dari kubu Taliban.
"Kami berbicara dengan Taliban setiap hari. Kami berbicara dengan mereka beberapa hari lalu di sekitar daerah ini," kata Karzai dalam sebuah wawancara yang direkam sepekan lalu di Kabul. Nmaun ia menambahkan, kontak dengan Mullah Omar, pimpinan Taliban, dilakukan melalui cara-cara tidak langsung, lewat perantaranya.
"Maksud saya tidak langsung adalah bukan tatap muka tapi melalui perantara," kata Karzai. Analis Barat banyak yang mengatakan pemimpin Taliban kini berbasis di kota Quetta, Pakistan.
Karzai juga menekankan bahwa pembicaraan damai dengan Taliban, yang pada awalnya didukung oleh Islamabad, merupakan kunci untuk stabilitas regional dan membawa perdamaian juga bagi Pakistan. "[Taliban] bukan lagi masalah Afganistan. Masalah Pakistan juga. Stabilitas di Pakistan juga," katanya.
Wawancara itu direkam sebelum kunjungan Karzai ke Islamabad pekan lalu, di mana ia marah pada Pakistan dan meminta akses pada para pemimpin Taliban Afganistan yang disebut Syura Quetta, atau dewan syura yang merujuk pada nama kota yang diduga menjadi basis mereka.
Afganistan selalu curiga terhadap niat Pakistan karena hubungan historis antara intelijen Pakistan dan kelompok pemberontak seperti Taliban Afganistan. Pakistan telah secara konsisten membantah keberadaan Syura Quetta.
TRIP B | REUTERS