TEMPO.CO , DAMASKUS-- Presiden Suriah Bashar al-Assad menjanjikan reformasi politik untuk mengurangi tekanan baik dari dalam maupun dunia internasional. Dalam pidato selama dua jam di Universitas Damascus, Selasa 10 Januari 2012, Assad mengatakan akan menggelar referendum untuk membuat konstitusi baru negara pada Maret mendatang.
Referendum ini diharapkan akan mengakomodir banyak pihak untuk ikut bergabung dalam pemerintahan. Sebab, konstitusi yang selama ini berlaku hanya mengakui Partai Baath sebagai satu-satunya pemimpin negara. “Reformasi politik ini sangat alamiah,” kata Assad.
Namun ia menolak mengundurkan diri. Assad justru menyalahkan dunia internasional dan teroris sebagai biang pemberontakan warganya selama sepuluh bulan terakhir. Ia menegaskan prioritas utamanya adalah mengembalikan keamanan Suriah. “Tidak ada toleransi bagi teroris. Siapa yang menggunakan senjata pasti kami bunuh,” ujarnya.
Ia juga mengkritik Liga Arab dalam pidatonya. Menurutnya, perhimpunan itu gagal melindungi kepentingan Arab. “Liga Arab gagal melindungi selama enam dekade. Jadi jangan terkejut jika hari ini pun masih,” ucapnya, pedas.
Dalam kesempatan terpisah, pemantau Liga Arab yang terdiri dari dua anggota tentara Kuwait, diserang orang tak dikenal ketika mengunjungi kota Latakia, dua hari lalu. Kantor berita pemerintah KUNA melaporkan, keduanya sempat dibawa ke rumah sakit tetapi kemarin telah kembali bekerja di kantor Liga Arab di Damaskus.
L REUTERS | AP | WASHINGTON POST | SITA PLANASARI A.