TEMPO Interaktif, New York - Presiden Amerika Serikat sangat percaya bahwa tidak ada jalan pintas untuk mengakhiri konflik berkepanjangan antara Israel dan Palestina. Menurutnya, kedua negara itu memang memiliki "legitimasi aspirasi", namun perdamaian hanya dapat dicapai melalui pembicaraan langsung.
Keyakinan tersebut disampaikan Presiden Obama dalam pidatonya di depan peserta Sidang Umum Dewan Keamanan PBB. Presiden Obama sepertinya menunjukkan sikap frustrasinya menanggapi keinginan Palestina yang telah lama berkonflik dengan Israel untuk mengajukan diri ke PBB menjadi sebuah negara merdeka dan berdaulat penuh.
Namun langkah Palestina sepertinya bakal bertepuk sebelah tangan, kendati Rusia, Cina, dan sejumlah negara Nonblok mendukungnya. Sebab, Amerika Serikat jelas-jelas akan memveto segala keputusan Dewan Keamanan PBB sehubungan dengan proposal Palestina itu. "Tidak ada jalan pintas untuk mengakhiri konflik antara Israel dan Palestina, kecuali dilakukan perundingan langsung," ucapnya.
Menurutnya, Palestina memang memiliki hak menjadi sebuah negara berdaulat. Itu yang menyebabkan mengapa Amerika Serikat menghabiskan banyak waktu dan uang untuk membangun negara Palestina. Di lain pihak, tambahnya, Amerika Serikat juga memiliki komitmen untuk menjaga keamanan Israel selaku sahabat dekat.
Seluruh anggota Dewan Keamanan mendengarkan dengan sabar, namun tak memberikan respons terhadap pidato Presiden Obama yang berlangsug selama 36 menit. Administrasi Obama berpendapat bahwa hanya pembicaraan langsung yang merupakan jalan terbaik untuk mendamaikan Palestina dengan Israel. Presiden Otoritas Palestina Mahmpud Abbas dan Perdana Menteri Israel Binyamin Netanyahu dijadwalkan akan bertemu dengan Obama secara terpisah usai berpidato.
AL JAZEERA | CA