TEMPO Interaktif, Paris - Butuh empat bulan bagi bekas Ketua Dana Moneter Internasional (IMF) Dominique Strauss-Kahn untuk meyakini bahwa perilaku seksualnya bermasalah.
Renungan panjang ia lakukan setelah pengadilan Amerika Serikat membebaskannya dari tuntutan hukum karena integritas pelapor diragukan.
"Peristiwa itu sebuah kegagalan moral dan saya tidak bangga. Saya menyesal sungguh-sungguh," kata Strauss-Kahn melalui stasiun televisi Prancis, TF1.
Pria berusia 62 tahun ini menuturkan bahwa dirinya bukan saja melakukan hubungan yang tidak pantas, tapi lebih dari itu. Ia gagal dan tidak sanggup menatap wajah istri, anak, dan teman-temannya. Begitu juga rakyat Prancis.
Pengakuan dosa Strauss-Kahn yang diungkap ke media berhubungan dengan kasus skandal seks dengan Nafissatou Diallo, karyawan Hotel Manhattan Sofitel di New York, Amerika Serikat. Skandal seks ini membuatnya lengser dari kursi Ketua IMF.
Diallo mengadukan Strauss-Kahn ke aparat polisi pada 14 Mei lalu. Ia melaporkan Strauss-Kahn memaksanya berhubungan seksual secara oral dan berupaya memperkosanya saat ia akan membersihkan kamar penginapannya.
Begitu juga pengakuan Tristane Banon, penulis, bahwa Strauss-Kahn telah melakukan pelecehan seksual terhadapnya saat wawancara berlangsung.
Strauss-Kahn tidak membantah peristiwa itu. Namun, menurut dia, tidak ada tindak kekerasan atau ancaman seperti pernyataan Diallo atupun Banon. "Tidak ada penyerangan, tidak ada kekerasan terjadi saat itu," ujarnya.
Bahkan Diallo, menurut Strauss-Kahn, menggunakan kasus ini untuk memerasnya. Namun, ia memastikan tidak sudi membayar ganti rugi kepadanya.
Apakah wawancara ini sebagai strategi Strauss-Kahn untuk mencari dukungan dalam pemilihan Presiden Prancis tahun depan? Ia menjawab diplomatis, "Butuh waktu untuk refleksi."
Di halaman gedung kantor TF1, dua kelompok demonstran berdemo meneriakkan ejekan kepada Strauss-Kahn yang tengah diwawancarai. "DSK, kamu memalukan, TF1 kaki tangan."
AP I VOA I BBC I MARIA RITA