TEMPO Interaktif, Kairo - Pemerintah Mesir memberlakukan Undang-Undang Keadaan Darurat dan bersumpah akan mengadili pelaku di balik aksi kerusuhan di Kedutaan Israel yang menewaskan tiga warga Mesir dan 1.049 orang terluka pada Jumat lalu itu.
Kerusuhan yang memporak-porandakan Kedutaan Besar Israel membuat Duta Besar Israel untuk Mesir, Yitzhak Levanon, dan keluarganya serta beberapa staf ketakutan dan terbang ke negaranya.
Menteri Kehakiman Mesir Abdel Aziz el-Guindy, melalui televisi pemerintah, kemarin mengatakan pemerintah telah memutuskan menerapkan Undang-Undang Keadaan Darurat secara tegas dan pengadilan segera digelar.
Pernyataan dari kantor Kementerian Informasi Mesir menyebutkan, beberapa anggota kabinet kunci mengadakan pertemuan dengan Mohammed Hussein Tantawi, pemimpin Dewan Militer setelah Hosni Mubarak lengser dari jabatannya sebagai Presiden Mesir pada 11 Februari lalu.
Perdana Menteri Mesir Essam Sharaf meminta Ketua Dewan Militer tersebut agar mengundurkan diri. Namun Dewan Militer menolaknya.
Saat aksi protes berlangsung di jalanan di Ibu Kota Kairo, para demonstran mendesak tentara agar mengakhiri Undang-Undang Keadaan Darurat dan mempercepat reformasi politik. "Harga diri kami telah dipulihkan," kata Mohi Alaa, 24 tahun, seorang demonstran. "Kami tidak menginginkan uang milik Amerika," dia menegaskan.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan, meski kerusuhan ini terjadi, Israel tetap memelihara perdamaian dengan Mesir yang disepakati pada 1979.
"Kami akan bekerja sama dengan pemerintah Mesir untuk mengembalikan duta besar kami (Yitzhak Levanon) ke Kairo segera," kata Netanyahu. "Saya yakin bahwa kebutuhan akan pengaturan keamanan bagi dirinya dan staf kami akan diberlakukan dengan tegas," ujarnya.
Menteri Informasi Mesir Osama Heikel berjanji akan memberikan perlindungan ekstraketat di kompleks kedutaan di bawah Undang-Undang Keadaan Darurat.
Presiden Amerika Serikat Barack Obama meminta Mesir menghormati perjanjian internasional dan melindungi misi Israel. Obama mengatakan kepada Netanyahu, Washington sedang mengambil langkah untuk mengatasi situasi tersebut.
Harian Al-Ahram melaporkan, sudah ada 38 orang yang diduga terlibat dalam aksi penyerangan ke Kedutaan Israel yang diamankan oleh aparat Mesir.
Amarah para pendemo terhadap Israel sudah terjadi sejak sebulan lalu. Mereka menurunkan bendera Israel dan menggantinya dengan bendera Mesir. Aksi demo terus terjadi, tapi baru Jumat lalu demo berujung pada aksi kekerasan.
REUTERS | HAARETZ | MARIA RITA